KALIANDA, (Analisis.co.id)– Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem akan terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Antara lain, Pulau Jawa bagian barat, Pantura Jawa, Sumatera Selatan bagian timur, Belitung, Kalimantan bagian tengah dan selatan, serta Papua bagian tengah.
Cuaca ekstrem pun saat ini tengah melanda Provinsi Lampung, termasuk Kabupaten Lampung Selatan. Masyarakat pun diimbau untuk waspada.
Guna mengantisipasi terjadinya bencana alam tersebut, Kepolisian Resort (Polres) Lampung Selatan menggelar simulasi kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam di Lapangan Korpri Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan, Jumat sore (10/1/2020).
Selain jajaran Polres Lampung Selatan, simulasi tersebut melibatkan unsur dari Kodim 0421 Lampung Selatan, ASDP, Basarnas, PMI, Tagana, Senkom, PLN, RAPI, Pramuka serta organisasi terkait lainnya.
Sementara, pihak dari Pemkab Lampung Selatan menerjunkan tim dari BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, RSUD, Satpol PP dan Pemadam Kebakaran, Dinas PU-PR, Dinas Kominfo, serta Dinas Perhubungan.
Simulasi itu mengambil tema “Bencana Banjir di Lampung Selatan”. Meskipun sempat tertunda karena hujan, simulasi yang mengangkat cerita kejadian banjir di Desa Kedaung, Kecamatan Sragi itu pun berlangsung dramatis dan lancar.
Hadir dalam kegiatan itu, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemkab Lampung Selatan Supriyanto, S.Sos, MM mewakili Plt Bupati Lampung Selatan, Kapolres Lampung Selatan AKBP Eddie Purnomo, SH, S.IK, MM serta Dandim 0421 Lampung Selatan Letkol Kav Robinson Octovianus Bessie.
Nampak hadir juga Wakil Ketua III DPRD Lampung Selatan Darol Khutni, GM PT ASDP Cabang Bakauheni Hasan Lessy, Wakil Kepala PN Kalianda, sejumlah pejabat utama Pemkab Lampung Selatan, serta utusan dari instansi terkait lainnya.
Dalam penyampaiannya Supriyanto menuturkan, wilayah Lampung Selatan sudah memasuki musim penghujan yang puncaknya diperkiraan terjadi pada bulan Januari hingga Februari 2020. Sehingga perlu diwaspadai segala bentuk bencana alam, terutama banjir dan angin puting beliung.
“Sampai pertengahan Februari curah hujan masih cukup besar, ini tentu harus disikapi dengan serius. Karena ketika musim hujan, selalu ada wilayah di Lampung Selatan yang tergenang air cukup tinggi dan menjadi suatu musibah banjir,” ujar Supriyanto disela-sela kegiatan simulasi tersebut kepada tim ini.
Supriyanto melanjutkan, dengan dilakukannya siaga khusus bencana tersebut, diharapkan seluruh personel yang didukung peralatan penanggulangan bencana lebih siap mengantisipasi dampak dari bencana serta dapat mengurangi risiko bencana dan meringankan beban masyarakat jika musibah.
“Ini (simulasi) untuk melihat potensi personel yang kita miliki dalam rangka mengantisipasi bencana khususnya banjir. Selain itu juga untuk memudahkan semua personel memahami tugas pokok dan fungsinya manakala terjadi bencana. Tetapi mudah-mudahan kita semua berdoa bencana ini tidak terjadi di Lampung Selatan,” imbuhnya.
Menurutnya, melihat perkembangan situasi di tanah air saat ini, banyak terjadi bencana alam yang menjadi perhatian publik akibat dampak cuaca ekstrem yang menimbulkan permasalahan seperti masyarakat untuk mengungsi, adanya korban jiwa, serta rusaknya fasilitas publik atau rumah warga.
“Walaupun bencana tidak bisa kita prediksi, tapi tentu sebagai pemerintah daerah bersama TNI-Polri dan seluruh instansi terkait lainnya mempunyai tanggungjawab untuk memastikan masyarakatnya tertangani dengan baik apabila terjadi bencana,” tandasnya. (az/Syahrul)
Komentar