oleh

Amati Hilal, OAIL Itera Tetap Gunakan Protokol Kesehatan

LAMPUNG SELATAN. Unit Pelaksana Teknis Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) ITERA telah melakukan pengamatan hilal Ramadhan 1441 Hijriah, Kamis (23/4/2020) sejak pukul 17.00-18.15 WIB. Pengamatan yang dilakukan berbeda dari pengamatan-pengamatan sebelumnya yang dibuka untuk masyarakat umum. OAIL ITERA melakukan pengamatan hilal dengan tetap menerapkan protokol pencegahan Covid-19, yaitu dengan tidak membuka pengamatan untuk umum untuk menghindari kerumunan warga. Selain itu, OAIL ITERA juga hanya memanfaatkan satu teleskop yakni teleskop jenis refraktor berdiameter 80 mm dan detektor kamera CMOS monokrom dengan filter I, serta para pengamat melakukan pengamatan dengan tetap mengenakan masker, dan disediakan hand sanitizer di area pengamatan. Tahun sebelumnya UPT OAIL ITERA memanfaatkan tujuh teleskop untuk mengamati hilal, dan masyarakat umum secara bergantian dapat ikut mengamati bulan baru tersebut dengan teleskop yang disediakan, sebagai salah satu wahana edukasi di bidang astronomi.
Kepala UPT Observatorium Astronomi ITERA Lampung, Dr. Hakim L. Malasan, M.Sc., dalam siaran persnya menyampaikan OAIL telah rutin melaksanakan pengamatan hilal Ramadhan sejak tahun 2017. Untuk tahun ini, tim OAIL ITERA melaksanakan pengamatan hilal awal Ramadhan bertempat di Rooftop atau atap gedung Laboratorium Teknik 2 Kampus ITERA pada saat setelah matahari terbenam.
“Berkaitan dengan adanya wabah Covid-19 yang sedang terjadi di Indonesia, sesuai protokol nasional, UPT OAIL tidak akan membuka pengamatan untuk masyarakat umum untuk menghambat penularan dari wabah ini dengan physical distancing,”ujar Hakim.

Kendati demikian, UPT OAIL akan melakukan streaming kondisi pengamatan melalui kanal YouTube UPT OAIL: https://tinyurl.com/youtube-oail, dan juga melalui media sosial instagram: @oail.itera agar masyakat tetap bisa mengikuti pengamatan dari rumah masing-masing. “Bagi masyarakat umum yang ingin memantau kondisi pengamatan, silahkan masuk melalui kedua platform tersebut,” tambah Hakim.

Baca Juga:  Berikan Perlindungan Kepada Pelaku Usaha, Kemenkumham Lampung Gelar Sosialisasi

Dalam pengamatan yang dilakukan oleh Tim OAIL ITERA, sejak pukul 17.00 WIB hingga akhir waktu matahari terbenam, langit tertutup awan tebal, sehingga pengamat tidak dapat melihat hilal dengan teleskop digital yang digunakan. Pengamat dari OAIL Lampung, Aditya Abdillah Yusuf, S.Si. menyampaikan tidak dapat melihat hilal, karena kendala langit yang tertutup awan tebal selama waktu pengamatan. Meski demikian, Aditya mengaku akan tetap melaporkan hasil pengamatan yang dilakukan di ITERA kepada pihak terkait, yakni Kementerian Agama Provinsi Lampung.

“Kami akan tetap sampaikan, bahwa pengamatan dari ITERA tidak dapat melihat hilal karena langit yang tertutup awan tebal, tetapi hasil pengamatan tidak hanya di ITERA, kemenag Lampung juga mengamati dari Kalianda, dan ada titik pengamatan lain di seluruh Indonesia, yang akan dipergunakan sebagai pertimbangan menetapkan awal Ramadhan,” ujar Aditya.

Meski dalam pengamatan langsung tidak dapat terlihat hilal, akan tetapi OAIL ITERA juga telah melakukan perhitungan atau dengan metode hisab. Dari hasil perhitungan yang dilakukan OAIL ITERA, seharusnya pada 23 April 2020, saat matahari terbenam ketinggian hilal sudah mencapai lebih dari 2 derajat sesuai batas minimum ketinggian hilal yang ditetapkan oleh Kemenag, yaitu tepatnya 03°18’19”. Sementara usia bulan sudah melebihi batas minimal yang ditetapkan Kemenag yaitu 8 jam. Secara perhitungan usia bulan, telah mencapai 10 jam 19 menit. Dengan metode hisab tersebut juga dapat digunakan untuk pertimbangan penetapan 1 Ramadhan 1441 hijriah. [Humas]

News Feed