Pesawaran-Diduga tidak adanya perhatian dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pesawaran terkait melubernya tumpukan sampah di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Taman Sari.
Imbasnya, sejumlah pengangkut sampah di Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran mengeluhkan kondisi tersebut dan berharap dinas terkait segera mengoperasikan alat berat ke lokasi TPA.
“Dengan adanya tumpukan sampah menjejali pinggiran jalan akses di dalam area TPA membuat kami kesulitan untuk menurunkan sampah dari truk, mobil dan tosa pengangkut sampah,” kata Sunardi saat dikonfirmasi di lokasi TPA di Dusun Sumber Sari 4, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Minggu (31/1/2020).
Dikatakan Nardi, dengan kondisi tersebut kami berharap DLH Pesawaran mengambil langkah antisipasi dengan menurunkan alat berat excavator ke lokasi TPA untuk meratakan atau menguruk tumpukan sampah ke tengah-tengah area TPA.
“Melihat kondisi itu penggelola TPA Taman Sari seharusnya tanggap dengan menurunkan alat berat untuk meratakan tumpukan sampah yang meluber menjejali pinggiran jalan akses di dalam area TPA,” ungkapnya.
Nardi menjelaskan, selayaknya sampah yang dibuang kedalam cell (tempat penampungan,red) diratakan dan dipadatkan dengan alat berat. Sampah yang sudah dipadatkan dilapisi tanah.
“Tujuannya untuk mengurangi bau, mengurangi perkembangan lalat, dan mengurangi keluarnya gas metan,” jelasnya.
Menurut Nardi, dengan kondisi ini, saya dan 14 petugas pengangkut sampah merasa terkendala dalam menurunkan sampah (nge-dam,red) di lokasi TPA karena terhalang dengan tumpukan sampah ditepi jalan area TPA.
“Lantas kendala tersebut, terpaksa para petugas, menurunkan sampah di jalan pintu masuk TPA,” bebernya seraya mengatakan, dalam seharinya petugas bisa mengangkut sampah ke TPA sebanyak 10 ton perharinya dengan armada 2 truk 2 mobil dan 5 tosa.
Lebih jauh Nardi mengatakan, agar tidak terjadinya penumpukan sampah, seharusnya alat berat eksapator mini stanbay di lokasi untuk mengantisipasi penumpukan sampah .
“Namun yang tetjadi sedemikian, tidak satu pun alat berat yang standbay, bahkan untuk sekali pun petugas dari DLH datang untuk mengontrol lokasi TPA,” ungkapnya.
Dalam kondisi seperri ini,lanjut Nardi, ini jelas sangat merugikan kami sebagai petugas pengangkut sampah.
Ia menceritakan, saat ini kami bisa menurunkan samoah dari Armada, kami harus mengupah seseorang untuk menguruk atau menarik sampah yang sudah menggunung menjadi datar sehingga kami bisa menurunkan sampah.
“Kalau seperti ini terus, kani yang susah mas, wong gaji kami saja tidak memadai apa lagi kami punya anak istri,” keluhnya.
Padahal menurutnya, para petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup Pesawaran
sudah mengetahui kondisi di TPA Taman Sari. Yang anehnya lagi mereka cuek saja dan tidak perhatian.
“Bagaimana bang dengan kondisi sampah seperti ini, ada perhatian dari dinas tidak.? Dan kata petugas tersebut mereka sudah berkoordinasi dengan pihak dinas dan hanya dijawab iya iya saja, sampai detik ini,’kesal bapak dari 2 anak ini.
Oleh karena itu, tambah Nardi, kami berharap perhatian dari pihak pemerintah setempat khususnya DLH untuk mencari solusinya.
” Tolong lah kami, bila kondisi ini tidak cepat ditanggulangi di khawatirkan sampah akan meluber berserakan di jalan, tentunya hal itu akan mempersulit tanggung jawab kami dalam bekerja.,”pungkasnya. (Zainal )
Komentar