Yogyakarta, Analisis.co.id – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengisyaratkan untuk melakukan penutupan total atau lockdown apabila situasi masyarakat yang sulit menjaga untuk tidak berkerumun. Wacana ini disampaikan setelah dalam sepekan belakang lonjakan kasus Covid-19 di DIY cukup tinggi.
“Kita sudah bicara, ngontrol menjaga untuk disiplin di tingkat RT/RW. Kalau gagal ya mau apalagi, ya lockdown,” kata Sultan HB X di Kepatihan Yogyakarta.
Klaster Ziarah Muncul di Seyegan Sleman, 40 Warga Positif Covid-19.
Sultan mengatakan, saat ini kasus Covid-19 di DIY cukup fluktuatif. Hal ini juga terjadi di sejumlah kota di Indonesia dan negara lain. Namun demikian, harus diimbangi dengan kemampuan mendisiplinkan masyarakat.
“Kita sudah paling, di bawah kita ketati untuk menyusun kegiatan di dusun melibatkan satgas kapanewon. Kalau kapasitas rumah sakit semakin tidak mampu ya mau bagaimana lagi,” kata Sultan.
Penambahan kasus Covid-19 di DIY dalam dua hari terakhir lebih dari 1.000 kasus. Untuk itu, hari ini Senin (21/6/2011) akan dirapatkan kondisi rumah sakit se-DIY. Hal ini terkait dengan kondisi bed dan penambahan kasus yang masih tinggi.
Saat ini Bad Occupancy Rate (BOR) sudah diatas 75 persen. Padahal sepekan yang lalu, keterisiannya hanya 30 persen. Hal ini menjadi keprihatinan dan akan diupayakan penambahan kapasitas di rumah sakit rujukan.
Begitu juga dengan wacana Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkait dengan situasi Wonogiri yang bisa dikerjasamakan perawatan dengan Wonosari Gunungkidul. Menurut Sultan hal tersebut bisa saja dilakukan.
“Namun kita juga punya kebijakan terkait penambahan kasus di masing-masing kabupaten,” katanya. (tuti)
Komentar