Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah memberikan perhatian khusus kepada tujuh provinsi yang berpotensi mengalami lonjakan kasus virus corona akibat mutasi virus SARS-CoV-2 Varian Delta B1617.
Melansir laman Cnnindonesia.com, Selasa (06/7) Kemenkes sebelumnya menyebut varian Delta ini memiliki ciri khas tingkat penularan yang lebih cepat dan agresif dari varian Alfa B117 yang sudah lebih dulu diidentifikasi Indonesia.
“Kami juga antisipasi Delta ini naiknya sangat cepat, kira-kira provinsi lain yang akan memungkinkan ke depannya ada kenaikan lonjakan yang cukup tinggi. Dan kami sudah lihat ada lima provinsi di Sumatera dan dua provinsi di Kalimantan yang kita harus hati-hati agar kita bisa mempersiapkan dengan baik,” kata Budi dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/7).
Budi merinci ketujuh provinsi itu yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Lampung. Budi sebelumnya juga meminta agar ketujuh provinsi itu dilakukan pembatasan mobilitas dan pemeriksaan dengan teknik pencarian Whole Genome Sequencing (WGS) untuk melacak varian tersebut.
“Pola penyebarannya perlu kita antisipasi dengan lebih hati-hati, apakah penyebaran Delta ini sudah sampai di sana,” kata dia.
Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman sebelumnya mengungkapkan sejauh ini sudah ada 382 kasus varian Delta B1617 yang berhasil diidentifikasi di Indonesia berdasarkan hasil pemantauan WGS secara berkala.
Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio menjelaskan, teknik pencarian strain virus baru WGS dilakukan bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, LBM Eijkman dan beberapa Universitas di Indonesia.
Amin mencatat sebaran varian delta di Indonesia. Rinciannya, 174 kasus di DKI Jakarta, 59 kasus di Karawang, Jawa Barat; 36 kasus di Bandung, Jawa Barat; 3 kasus di Depok, Jawa Barat; 2 kasus di Bogor, Jawa Barat; 1 kasus di Bekasi Jawa Barat.
Kemudian 34 kasus di Salatiga, Jawa Tengah; 13 kasus di Cilacap, Jawa Tengah, dan 33 kasus lainnya di Jawa Tengah.
Selanjutnya 13 kasus di Surabaya, Jawa Timur; 2 kasus di Tangerang Selatan, Banten; 1 kasus di Tangerang, Banten, dan 1 kasus di Banten. Kemudian 3 kasus di Sumatera Selatan, 3 kasus di Kalimantan Tengah, dan 1 kasus di Bone Bolango Gorontalo.
Komentar