Gunungkidul, Analisis.co.id – Tren motor tua tak banyak dilirik oleh masyarakat pada umumnya. Namun, tak jarang mereka memiliki komunitas tersendiri. Beberapa di antaranya nekat menjual motor tua dengan harga yang fantastis.
Baru-baru ini, unggahan Ario Budi Wibowo dalam group facebook mendadak ramai sorotan. Bagaimana tidak, pria ini mengiklankan sebuah sepeda motor Yamaha F1ZR Full Cluth tahun 2002 dengan harga Rp 28 juta. Tentu saja unggahan tersebut mengundang nyiyiran warganet.
Kendati demikian, nyinyiran warganet tersebut tak menyurutkan pemilik sepeda motor, Ario Budi Wibowo untuk tetap mempertahankan pada harga tinggi. Lelaki ini tak mau terbawa arus hingga menurunkan harga jual seperti harga pasaran. Karena menurutnya, harga yang dicantumkan dinilai sesuai dengan biaya restorasi dan perawatan selama ini.
“Saya buka harga Rp27,5 juta lah. Nego sedikit, mungkin Rp 25 juta saya lepas,” ujar warga Jeruksari Wonosarti, Gunungkidul ini, Minggu (25/7/21).
Menurut lelaki berusia 32 tahun ini, harga jual yang ia tetapkan memang sebanding dengan biaya restorasi yang dikeluarkannya. Karena untuk merestorasinya ia mengeluarkan biaya 15 jutaan. Ia sendiri mengakui motor dibeli sekitar Bulan April tahun 2021 dengan harga Rp8,3 juta.
“Kemarin ada yang nawar Rp 22 juta. Tapi tidak saya lepas,” tambahnya.
Aryo mengaku membeli motor tersebut dari seorang penggemar F1ZR. Ia sengaja membidik motor F1ZR dari penggemarnya karena sedikit banyak pemiliknya mengetahui kondisi motor yang digunakan. Dirinya membeli motor F1ZR tersebut dari seorang warga Bantul yang tinggal di belakang rumah dinas Bupati Bantul.
“Kondisi tidak bagus-bagus amat, tapi layak. Kemudian saya rombak pada bagian cat dan mesin serta ditambah hampir keseluruhan part original dan pilihan,” ujarnya.
Ario mengatakan, seluruh komponen motor berkelir hitam-silver itu dicat ulang. Kecuali pada bagian rangka. Spare part banyak yang diganti dengan spare part baru original Yamaha. Part yang diganti diantaranya; standar tengah, samping, foot step depan, semua baut, dan dudukan sayap.
Keseluruhan lampu, sampai pernak pernik kecil semua ia belikan original. Bagian yang paling susah ia cari adalah dudukan sayap bawah motor tersebut. Ia sudah berkeliling ke Gunungkidul dan Kota Yogyakarta namun tidak ketemu. Hingga akhirnya ia mendapatkan part tersebut dari Jakarta secara online.
Dilanjutkan, sektor mesin pada bagian bureng diganti baru original YP1. Part bagian dalam mesin juga diganti original semua. Sehingga ia sengaja menjual dengan harga mahal karena biaya beli sekaligus restorasi keseluruhan menghabiskan 24,3 juta.
“Yang mahal khusus bagian mesin, sampai habis Rp6 juta. Proses restorasi juga tidak mudah, diantaranya saat nyari komponen motor. Setiap tahapan restorasi dilakukan di tiga bengkel yang saya percayai sekaligus langganan.
Presisi dan garansi berkualitas,” papar dia.
Budi mengaku, memiliki hobi motor sejak SMP. Kebiasaan itu berlanjut hingga saat ini. Sebelumnya ia juga pernah merestorasi motor-motor lawas lantas dijual kemudian laku dengan harga tinggi. Restorasi yang ia lakukan tidak anehaneh. la lebih suka mengembalikan ke spesifikasi standar dengan tambahan part yang tergolong berkualitas. Sehingga kelaikan dan fingsionalnya terjaga.
“Pernah restorasi RX King laku Rp40 juta. Kemarin Mega Pro 2009 laku Rp15,5 juta, lalu Astrea Legenda laku Rp8 juta,”terang Budi.
Budi melanjutkan, kegemaran otak atik motor itu tidak melulu dijadikan bisnis. Jika belum laku motor sementara waktu ia pakai sendiri. Ia juga mengaku Yamaha C70, restorasi sudah habis Rp20 juta. Tetapi karena motor kesukaan istri maka akan ia jual kecuali ada penawaran fantastis. (tuti)
Komentar