oleh

Dilema Antara Pasien dan Oksigen, Ini Kata Direktur RS Ahmad Yani

-Metro-570 views

Kota Metro– Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Yani (RSUDAY) Metro angkat bicara terkait keterbatasan oksigen darurat saat ini.

Sebelumnya berita yang telah beredar, Menindak lanjuti terkait viral di Bumi Sai Wawai. Atas meninggalnya Yohanes Erlangga (27) warga Jl. Banteng RT 39 RW 15, Kel. Hadimulyo Timur, Kec. Metro Pusat diduga akibat tidak mendapatkan pelayanan kesehatan terdapat empat Rumah Sakit di Metro diantaranya : Rumah Sakit Ahmad Yani, Rumah Sakit Mardiwaluyo, Rumah Sakit Permata Hati, dan Rumah Sakit Azizah.

Dr. Hartawan mengaku terdapat keterbatasan oksigen di rumah sakit setempat. Namun pihak rumah sakit membantah terkait penolakan penanganan pasien.

“Kejadian kemarin memang pasien betul datang ke RSUAY sekira pukul 14.30 WIB. Kondisi saturasi oksigen pasien waktu itu hanya 50 persen. Kalau kita kondisi normal ini kan saturasi oksigennya diatas 90 persen. Jadi memang betul-betul dia membutuhkan oksigen,” Kata Plt. Direktur RSUDAY Metro dr. Hartawan saat konferensi Pers yang berlangsung Aula di kantor RS setempat, Jum’at (30/7/2021).

Ia menjelaskan, Dilema lantaran hanya terdapat dua pilihan dalam upaya penanganan pasien. Pertama jika pasien diterima, namun tidak bisa mendapatkan oksigen. Sedangkan jika tidak mendapatkan oksigen keluarga pasien akan mengajukan komplain.

“Kalau kita terima nanti di Ahmad Yani, di UGD dia tidak akan dapat oksigen. Kalau dia tidak dapat oksigen, jelas keluarga akan lebih komplen. Jadi dilemanya 2, apakah mau kita tidak terima dengan kondisi penyampaian bahwa memang kondisi oksigen kita kosong. Atau kita terima dengan keluarga komplen, ngapain lo terima karena oksigen kosong. Akhirnya kondisi memberatkan pasien. Itulah yang menjadi dilema bagi kita. Karena oksigen kita bener-bener yang tersegel kosong. Jadi bukan menolak,” jelasnya.

Baca Juga:  Ketum Demisioner HMI Metro Bantahan Konfercab Inkonstitusional

Dirinya juga mengatakan bahwa pasien Covid-19 yang ditangani RSUDAY penuh sehingga tak dapat menampung Yohanes. Selain itu, kondisi oksigen juga benar-benar kritis bahkan di ruang IGD terdapat 27 pasien, sementara oksigen yang terpakai ada 24.

“Artinya ada 3 pasien yang tidak menggunakan oksigen. Sedangkan di ruang isolasi ada 43 pasien Covid-19 yang sudah menggunakan oksigen,” ucapnya.

Diakuinya, masalah ketersediaan oksigen merupakan masalah nasional. Masalah oksigen tersebut juga kata dia, betul-betul menguras pikiran dan menyebabkannya stres.

“Karena oksigen ini kita benar-benar berlomba-lomba. Kita ada 2 rekanan di Lamteng dan Natar. Kita juga ke PT Pusri Palembang. Tapi kita harus berpacu dengan waktu. Karena pasien Covid kami tidak berhenti. Sedangkan kebutuhan oksigen yang ada hanya cukup untuk pasien yang dirawat,” paparnya.

Dirinya juga menyebutkan, stok di Natar yang biasanya banyak. Akan tetapi saat kejadian yang di Natar pada saat itu ada demontrasi. Sehingga menghambat kedatangan oksigen.

“Biasanya maksimal jam 11 pagi datang, tapi karena ada demo di Natar yang meminta keluarga berebut oksigen, akhirnya truk-truk yang sudah MoU (bekerjasama, red) dengan rumah sakit itu tidak bisa keluar. Kondisi itu yang membuat adanya keterlambatan oksigen,” Pungkasnya.(Rahmat).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed