YOGYAKARTA, Analisis.co.id – Sebuah gerakan perubahan secara diam-diam tengah dilakukan oleh sejumlah kalangan. Ledakannya suatu saat bisa dibayangkan akan menguncang kesadaran semua pihak.
Sesuatu yang lama dicari baru ditemukan, yaitu sebuah spirit yang mampu membangkitkan kembali kesadaran tentang arti penting memahami identitas sendiri. Dengan kesadaran itu apa yang belum pernah dipahami sebelumnya akan ditemukan momentumnya: the spirit of Jogjakarta.
Gerakan mengembalikan ruh dan semangat ke tempatnya semula akan semakin menampakkan keistimewaan wilayah provinsi ini. “Jogjakarta Kota Hanacaraka merupakan sebuah visi dengan begitu banyak keinginan dan harapan yang ditanamkan di dalamnya. Tak ada yang lebih pantas buat kita selain mendukungnya dengan segala cara,” ungkap Setya Amrih Prasaja, Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY, saat ditemui awak media, Senin (6/9/21) siang.
Menurut dia, pada era digital saat ini medan pertaruhan identitas berpindah ke layar-layar digital. Eksistensi aksara yang tak tampil di ranah digital ini akan dianggap punah. Sebelum semua menjadi terlambat, kesadaran itu telah tumbuh dan menemukan spiritnya dalam sebuah visi Jogjakarta Kota Hanacaraka.
“Inilah yang hari ini kita cari, dalam ketidaksadaran budaya justru kita menemukannya. Semoga dengan visi ini kita mampu menunjukkan Jogja semakin istimewa karena mengambil inisiatif mengembalikan aksara Jawa ke tempat yang semestinya,” kata dia. (tuti)
Komentar