Kota Metro– Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Metro diduga tebang pilih dalam mendistribusikan anggaran publikasi pada media online (Siber) Tahun 2021.
Hal tersebut terlihat cara Diskominfo mendistribusikan anggaran Advertorial (Adv) bagi Media Online (Siber) diduga secara tidak transparan ke beberapa sejumlah media yang sudah terjalin MOU selama ini.
Sebelumnya, Beredar pesan broadcast melalui media sosial Whatsapp satu minggu yang lalu. Dalam pesan tersebut yang berbunyi sebagai berikut :
“Mohon ijin menginfokan untuk adv media online ditunggu berita nya sebanyak 1 berita. Berita bisa memilih di bulan Agustus atau September.Jangan lupa di berita harus ada tulisan ADV ya. Tolong segera dikirim dan langsung bisa teken spj dengan membawa persyaratan : Berita. Materai 10 rb sebanyak 2 bj. Tolong kerjasamanya. Makasih,” sebut narasumber yang enggan disebut namanya memberikan informasi kepada Analisis.co.id.
Berdasarkan penelusuran Catatan Media Analisis.co.id, Tidak adanya transparan dan diduga tebang pilih dengan antar media, membuat tanda tanya besar para wartawan ?.
Bahkan, Sisa Dana Anggaran Murni Belanja Publikasi Media Online Rp 123 dari 669 Juta Tahun 2021 mengalir ke sejumlah Media Online. Hal ini tentunya akan menimbulkan kecemburuan sosial bagi wartawan yang ada di Kota Metro.
Menurut Subehi sebagai pelaksana tugas (Plt) Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Metro mengatakan, Silahkan tanyakan ke Kabid Komunikasi dan Informasi bapak Yudha, dia bagian teknis yang lebih mengetahui,” ucap Subehi di Gedung Sessat Agung, Selasa, (26/10/21) Sore.
Saat ditanya mengenai pemangku kebijakan Advertorial (Adv) media online Antara Diskominfo dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Metro yang berwewenang dirinya menghindari dan diarahkan ke Kabid Komunikasi dan Informasi.
Sementara, Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Dinas Kominfo Metro, Yuda Yunianto membenarkan pesan broadcast yang beredar melalui Whatsapp mengenai Advertorial Media Online dari Kominfo.
“Kalo Adv sisa anggaran dikit tuh karena mau digenapin. Sebenarnya saya juga tidak mau Adv itu dicairkan. Itu sisa anggaran murni dari MOU, karena tidak cukup makanya kita jadikan Adv. Dan juga kita pilih tidak semua media dapat Adv juga toh,” ujarnya kepada Jurnalis Analisis.co.id di ruang kerjanya Diskominfo Kota Metro.
Yudha menjelaskan, Artinya itu sebagai bentuk koperatif Kominfo Kota Metro untuk yang sering meliput agenda Pemerintah Kota Metro.
“Tidak semua media yang mendapat advertorial (Adv), yang semua media hanya MOU itu saja,” ungkapnya.
Menurutnya, Untuk sisa anggaran murni sekitar Rp 123 Juta. Untuk kebijakan pencairan Advertorial Media Online masih dibawah naungan pimpinan kadis yang lama bu farida.
“Waktu itu sisa anggaran murni saya laporkan ke beliau. Ini masih ada anggaran sisa. Apakah mau kita engga usah cairkan atau di ABT digabungkan ke anggaran perubahan. Lalu beliau menjawab dibuat untuk Adv saja,” jelasnya.
Lanjutnya, Kalo untuk jumlah Advertorial (Adv) sekitar 82 Adv. Dan untuk yang mendapatkan Adv media online sekitar 60 media. Untuk Adv media online SSH nilainya Rp 1500.000,- persatu Adv.
Kemudian, Nah ada di ABT ini, saya enggak tau nih, saya engga pernah usulkan. Beberapa media ada yang lobi langsung ke BPKAD Kota Metro anggaran turun Adv media online.
“Sedangkan saya tidak pernah mengusulkan sama sekali. Itu mereka lobi sendiri, dapat sendiri mau mereka sendiri-sendiri. Silahkan yang penting bukan anggaran kami,” imbuhnya.
Ia menambahkan, “Kami tidak setuju dengan cara kayak begitu. Itu dapat menimbulkan kecemburuan sosial,” pungkasnya.
Penulis : (Tim/ Rahmat).
Komentar