Permintaan agar KPK terus menyusur semua yang terlibat korupsi, termasuk orang tua/wali mahasiswa kedokteran UNILA adalah semacam upaya paksa untuk membuka tabir praktik suap yang, bahkan, oleh KPK sudah berlangsung lama.
Salah satu yang meminta agar KPK membongkar tuntas praktik suap itu adalah anggota Komisi I DPRD Provinsi Lampung, Sahdana.
Anggota Fraksi PDIP itu menyatakan dukungannya kepada KPK untuk mengusut tuntas kasus korupsi yang dilakukan oleh Rektor UNILA dan kroninya.
“Jangan hanya terbatas pada kasus yang berlangsung tahun ini. OTT yang baru terjadi ini bisa menjadi pintu masuk membongkar praktik suap yang oleh KPK sendiri disebut sudah berlangsung lama. Semua oknum yang bermain selama ini harus diusut,” katanya, Selasa (23/08/22).
Sahdana mengaku peristiwa OTT Rektor Unila tak hanya memalukan, tetapi sekaligus menyedihkan.
“Praktik sokok menyogok di Unila itu telah merampok kesempatan masyarakat kurang mampu untuk menjadi seorang dokter yang kini sangat dibutuhkan oleh seluruh pemerintah kabupaten/kota,” tegasnya lagi.
Ia terangkan bahwa KPK harus tahu akibat dari praktik suap itu banyak generasi muda di desa yang memiliki potensi menjadi ahli, tiba-tiba gagal mencapai cita-citanya.
“Ini jahat sekali. Tak cuma culas, tapi juga tidak sejalan dengan upaya luhur bangsa yakni mencerdaskan semua rakyat berdasarkan keadilan dan persamaan hak untuk maju dan mengembangkan diri,” ujar Sahdana.
Sebagai seorang putra daerah Lampung, Sahdana mengingnkan agar proses penerimaan mahasiswa jalur mandiri di masa datang bisa bersih dan transparan.
Komentar