oleh

PRL Jauh Dari Esensi

Bandar Lampung – Pengelola Pekan Raya Lampung (PRL) 2023 dianggap tidak peka terhadap kondisi sosial masyarakat Lampung dengan menaikkan harga tiket masuk dalam acara tersebut. Senin (16/10).

Pengamat Kebijakan Publik Dedi Hermawan mengatakan, bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung dan Pengelola PRL sepertinya tidak menjiwai esensi acara PRL.

” Pemprov Lampung dan pengelolaan sepertinya tidak peka dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat, sehingga memasang tarif yang memberatkan masyarakat pengunjung,” kata Dedi saat diwawancarai media ini.

Dedi menjelaskan, jika tarif masuk PRL ini seharusnya di evaluasi jangan sampai memberatkan masyarakat Lampung.

“Sebaiknya di evaluasi tarifnya dan disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan ekonomi masyarakat,” urainya

Terkait dengan adanya pembayaran OPD sebesar Rp.15 juta di acara PRL, menurutnya , sangat sayangkan jika PAD dilakukan dengan cara yang kurang kreatif.

“Kalo dugaan ini benar, ya patut disayangkan bahwa Pemprov Lampung mencari sumber – sumber PAD melalui cara – cara yang kurang kreatif. Sebaiknya dilakukan kajian secara komprehensif dan memanfaatkan aset aset Pemprov yang ada,”tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Masyarakat Lampung kecewa dengan melonjaknya harga tiket Pekan Raya Lampung (PRL) 2023 seharga Rp.50 ribu pada Senin malam dengan artis bintang tamu Tipe-X.

Salah satu warga Bandar Lampung Arya yang ingin membeli tiket pada aplikasi Apindotiket mengatakan,bahwa dirinya merasa kaget dengan melonjaknya harga tiket pada PRL (16/10) Senin nanti.

” Kemaren – kemaren walaupun ada artis cuma Rp.20 ribu , ini harga tiket sampai Rp.50 ribu mendingan beli beras dari pada nonton PRL 2023,” kata Arya dengan rasa kecewa . Senin (16/10).

Untuk itu, kata Arya, PRL ini seperti sekedar mencari keuntungan dari pihak pengelola, pasalnya masyarakat diberatkan dengan tiket masuk untuk menonton hasil pembangunan Lampung.

Baca Juga:  Hak Jawab Unila Atas Pemberitaan Diberitakan Proyek Terkondisi, Unila Kirim utusan Minta Hapus Berita

“Kalau ini acara pihak ketiga , lebih baik tidak usah pakai nama PRL, karena masyarakat Lampung ini gak semuanya mau membeli harga tiket sebesar itu,kan ada kalangan kebawah, menengah dan ke atas , kasihan kalangan yang kebawah ,”ucapnya.

Selain itu, sambung Arya, mungkin pihak ketiga ini melihat dari konser NDX lalu yang sangat memadati PKOR way Halim, maka dari itu tiket dinaikin dengan tujuan mencari keuntungan lebih banyak.

“Bisa jadi juga pengalaman dari konser NDX waktu lalu dengan harga pukul rata rp.20 ribu sampai membludak , apalagi ini Tipe-X kemungkinan pasti penuh juga acaranya nanti ,” pungkasnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed