Tak biasanya penampilan Din Bacut hari ini, sepatu pantopel, celana dasar hitam dan kemeja coklat dasar sutera bahkan rambut yang biasanya tak pernah rapih, kini licin memakai minyak rambut.
Penampilan tak biasa Din Bacut bukan tanpa alasan, Namun tak urung menjadi pusat perhatian pengunjung kedai Dek Yanti.Sebagai Ketua Organisasi Pemuda di Negeri Onyah, Ia menjadi salah satu anak muda yang diundang dalam acara pemberian gelar Doktor Honoris Causa atau Doktor Kehormatan untuk Gubernur Provinsi Lontong, Arjun Gemoy yang diberikan Universitas Lontong (Unilon) di Kota Bandar Ngapung.
Universitas Lontong memang sedang berbenah, pasca penangkapan mantan Rektor Prof Keromoney. Dia terjerat kasus suap penerimaan mahasiswa jalur mandiri. Perkara ini praktis membuat nama Unilon tercoreng. Asumsi negatif tercipta di publik. Malah ada yang menduga praktik suap sudah berlangsung sejak lama. Bahkan sebelum Prof Keromoney menjadi Rektor dan digantikan Prof Tesy Surikiti.
Namun bukan hanya kasus suap penerimaan mahasiswa yang menjadi persoalan, Prof Tesy Surikiti pun saat ini tengah menjadi sorotan karena saat Ia menjabat sebagai Ketua LPPM Unilon ada dugaan penyimpangan yang terjadi.
“mau kondangan Din,? Celetuk Dek Yanti.
“Siapa yang mau kondangan, saya mau siap-siap loh Dek Yanti mau ke kota Bandar Ngapung. Ada undangan dari Universitas Lontong yang memberikan gelar Doktor Kehormatan untuk Gubernur Arjun Gemoy, gini-gini saya ini kan tokoh pemuda,”jawab Din Bacut.
“Wah hebat dong Arjun Gemoy, kuliah kagak eh langsung jadi Doktor aja,”sambut Lek Parno.
“Lek Parno jangan asal dong, Arjun Gemoy tu sarjana Pertanian Lek. alumni dari Universitas Lontong juga, untuk gelar Doktor Kehormatan itu Lek tidak perlu kuliah, asal ada jasa atau karya di bidang ilmu pengetahuan, nah kampus bisa memberikan gelar itu.
Gubernur Arjun bisa mendapat gelar itu kalau tidak salah karena sebagai penggagas dan pencipta program Kartu Pak Tani Bergaya itu loh Lek,”jawab Din Bacut.
“Unilon belum lama ini dapat tanah hibah dari Provinsi Lontong, jangan-jangan gelar itu balas jasa kampus atas hibah tanah ratusan hektar yang diterima. Kan kebetulan sekali, baru sebulan terima hibah eh ngasi gelar Doktor,”cetus Mang Botes.
“Apa iya program Kartu Pak Tani Bergaya itu berhasil Din, kalau dari pengamatan saya sampai dengan saat ini program itu baru sebatas sosialisasi saja.
Bahkan banyak yang mengeluh saat mendownload aplikasinya di playstore. anehnya lagi kalau memang program itu berhasil kenapa satu bulan lalu mesti ada ribuan petani yang berdemonstrasi menyuarakan keresahan, jangan-jangan Unilon melihat program Gubernur dari kacamata kuda,”sindir Karmijo.
“Saya juga dengar banyak guru besar yang keberatan atas keputusan Kampus memberikan gelar itu Din,”timpal Sobri.
“Kalau menurut saya Din, Unilon salah kaprah dengan memberikan gelar doktor kehormatan ke Gubernur Arjun. Apa Parameter dan indikator memberikan gelar itu.
Apakah sudah melihat pertumbuhan ekonomi, Nilai Tukar Petani, struktur PDRB,inflasi dan produksi komoditi.Karena itu gelar ilmiah Din, meski tidak harus kuliah kan hasilnya juga harus dipertangungjawabkan,”balas Fandi Kisut.
Sejak Arjun Gemoy menjabat Gubernur sambung Fandi, pertumbuhan ekonomi Provinsi Lontong selalu berada di bawah rata-rata se -Samutera, tahun 2020 di posisi ke-8, tahun 2021 dan 2022 di posisi ke-9, dan pada Semester II tahun 2023 masih di posisi ke-8 dari 10 Provinsi di Samutera
“Dimasa dua Gubernur sebelumnya NTP Provinsi Lontong hampir selalu menjadi juara di Samutera dan berada di atas rata-rata nasional. Nah Angka-angka itu menurun drastis di masa Gubernur Arjun Gemoy, NTP Provinsi Lontong tidak pernah lagi menjadi juara di Samutera dan selalu berada di bawah rata-rata nasional, bahkan NTP kita pernah beberapa kali menjadi juru kunci pada posisi terakhir dibandingkan 9 Provinsi lainnya di Samutera,”urai Fandi Panjang Lebar Bak Pengamat Ekonomi.
Angka inflasi sering juga dijadikan penanda dari kondisi neraca supply and demand komoditi perekonomian suatu negara atau wilayah dengan mencermati komponen pembentuknya, data menunjukkan sampai semester II tahun 2023 kenaikan harga beras masih menjadi penyumbang terbesar inflasi di provinsi Lontong, seperti apa dinamika supply and demand beras terhadap inflasi di Lontong tentu membutuhkan studi tersendiri
“Terkait revitalisasi lada hitam di Provinsi Lontong, sejak tahun 2014 sampai dengan akhir tahun 2022 produksi lada hitam terus merosot. menjadi terlalu sembrono rasanya jika merujuk pada data itu kemudian dikatakan revitalisasi lada hitam sudah dianggap berhasil selama empat tahun terakhir,”beber Fandi.
“Sejatinya, jika terkait pembangunan ekonomi, Gubernur Samsudin lebih layak menerima penghargaan Doktor Kehormatan dibanding Gubernur Arjun,”kata Fandi.
“Mantab penjelasan Mas Fandi, tapi saya ini kan cuma diundang, Kalau soal Parameter, indicator atau baru saja dapat hibah tanah saya tidak tahu. Tapi saya berkeyakinan jika Universitas Lontong bukan kampus murahan yang sengaja obral gelar tanpa kajian ilmiah, atau ada pemikiran jika gelar itu mahar atas hibah tanah ya sah-sah saja semua orang punya pendapat masing-masing,”ujar Din Bacut.
“Sepertinya kampus itu lagi obral gelar loh Din, buktinya sebentar lagi bakal ada lagi yang diberi gelar Doktor Kehormatan kalau gak salah sih mantan pejabat yang juga ketua Partai ,”cetus Lek Parno.
“”Iya Lek saya juga dengar kabar itu, tapi mudah-mudahan kedepan Unilon lebih selektif, dan tokoh yang diberi gelar kehormatan benar-benar orang yang kompeten, dan pemberian gelar itu benar-benar obyektif atas dasar karya atau inovasi yang berguna bukan juga karena atas dasar kesepakatan tertentu,”tandas Din Bacut.
“Wah jadi murah hati bener ya Kampusnya Prof Tesy, belum satu minggu kasih gelar Untuk Arjun nah ini kasih lagi gelar buat Hemran Katrok. Memangnya apa kontribusi mantan pejabat itu sampai dikasih gelar juga,”tukas Sobri.
“Lah kan semasa beliau menjadi pejabat sudah banyak juga dana yang digelontorkan untuk kampus itu, untuk bangun gedung rumah sakit di kampus dan satu gedung fakultas kedokteran ,ditambah untuk pembangunan fakulstas teknik. Nah tu masjid yang sampai sekarang belum juga selesai, keseluruhan dana hibah itu kalau tidak salah mencapai ratusan miliar ,”jawab Fandi Kisut.
Agak sedikit janggal kata Fandi, karena Hemran Katrok juga dikabarkan ikut masuk dalam pusaran kasus suap jalur mandiri di era Prof Keromoney. Hemran disebut ikut menitipkan calon mahasiswa.
“Kan sempat diperiksa sebagai saksi karena diduga ikut menyetorkan uang ratusan juta saat kasus itu mencuat,”timpal Fandi.
Muruah lembaga pendidkan jadi tergadai dengan dana hibah dan bantuan lainnya tuding Fandi. Ada Aroma balas budi dalam pemberian gelar doktor kehormatan.
“Sebagai alumni saya merasa malu jika Unilon senaif itu. Hanya karena diberi hibah atau dana dengan mudahnya memberi gelar. Prof Keromoney suka suap nah Prof Tesy suka obral gelar.”
“Waduh telat saya nanti, pamit dulu semuanya. Kita doakan saja kedepan semoga Universitas Lontong tidak terlalu murahan sebagaimana anggapan orang,”tandas Din Bacut.
Komentar