Kepala Kampung (Kakam) di Kabupaten Waikan resah. Pasalnya sudah beberapa bulan ini mereka dipaksa oleh wakil Bupati Ely Roman agar mengusahakan ratusan suara setiap kampung untuk pemenangan Golang Putra Roman Anaknya sebagai Calon Anggota Dewan di Provinsi Lontong dari Partai Gerenda Raya,”kata Sliman Kijing membaca berita media lokal.
“Mapas Man kalau itu mentang-mentang punya kuasa, seenaknya aja nyuruh kepala kampung, kan kalau mau nyaleg bikin tim sukses lah, libatkan juga struktur partai,”timpal Mat Tohir.
“Bukan Cuma kepala kampung Mat, aparat pemerintahan juga dilibatkan agar si Golang mulus duduk jadi anggota dewan di provinsi Lontong,”
“Wah emang boleh sevulgar itu, Aparat pemerintah itu setahu saya memiliki asas netralitas yang diamanatkan dalam Undang-Undang. Dalam aturan tersebut termaktub bahwa Aparat pemerintahan dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Mereka pun diamanatkan untuk tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun,”sergah Robi Derunk pengamat politik lokal.
Ini contoh buruk dari seorang penguasa dungu yang tidah paham aturan sambung Robi Derunk.Aparat pemerintahan sejatinya harus tetap pada kedudukan profesional dan tidak memihak pada kontestan politik yang akan bertanding di Pemilu maupun Pemilukada atau Pileg.Meskipun sejatinya aparat memang memiliki hak pilih dalam setiap pesta demokrasi yang berlangsung.
“Wah muncul kata-kata andalannya Dungu hahaha. Tapi saya rasa Wabup itu tidak dungu karena pastilah paham aturan tentang Netralitas Aparat. Saya fikir Ely Roman pasti belagak gila dan sudah mabuk akan syahwat kekuasaan, apalagi Dia juga mau nyalon jadi Bupati Waikan disinilah tolok ukurnya,”balas Din Bacut.
Masifnya Ely Roman bergerak untuk pemenangan anaknya sambung Sliman Kijing tentu saja merugikan Caleg lain dan hal itu tentu tidak fair. Sejatinya sebagai Wakil Bupati, Ely tidak melakukan kegiatan apapun untuk memberikan dukungan meskipun yang mencalonkan diri adalah anaknya sendiri.
“Tugas kepala kampung dan aparat pemerintahan jadi bertambah dengan adanya tekanan dari Ely Roman hal ini tentunya merusak iklim demokrasi di Kabupaten Waikan.Semestinya Golang Putra Roman adu gagasan dengan caleg lain bukannya justru mengandalkan kekuasaan orang tua,”ulas Din Bacut.
“Nah yang saya dengar juga Polisi Pagar Praja yang keliling kampung untuk memasang Baleho Golang Putra Roman ini kan sudah menyalahi aturan dan itu pidana,”kata Robi Derunk.
“Bagaimana sikap Bupati Waikan Raden Mas Suromenggolo, apakah tidak tahu ulah Wakilnya dan apa fungsi dari Badan pengawas pemilihan kabupaten dan pengawas kecamatan kok diam saja ada yang berbuat semaunya mentang-mentang berkuasa,”tukas Mat Tohir.
“Sepertinya Bupati Waikan sudah tahu namun diam saja, kalau soal badan pengawas Kabupaten dan kecamatan juga tidak mampu berbuat apa-apa. Maklumlah mereka juga mendapat tekanan. Dan kita tahu sudah sejauh mana rekam jejak pengawas pemilu dalam menindaklanjuti pelanggaran. Banyak yang jadi peties ketimbang masuk ke ranah pengadilan,”jawab Sliman Kijing.
“jadi walaupun dilaporkan ke Badan Pengawas Provinsi pun percuma dong, kan kita sama-sama tahu kalau ketuanya Sicardo Sangar juga berasal dari Kabupaten Waikan pasti dingin barang itu,”cetus Din Bacut.
Bupati dan Wakil Bupati Waikan seharusnya memberikan teladan bagaiaman bersikap dalam menghadapi kontestasi sambung Robi Derunk. Keduanya sebagai pimpinan tertinggi di kabupaten harus mengajak aparat pemerintah agar mampu memposisikan diri untuk dapat mendukung pemilihan yang jujur dan berkualitas tanpa danya dukung mendukung ke salah satu Caleg, meskipun calon tersebut terhitung kerabat dekat atau anak sendiri
“Aparat jangan buta politik tapi jangan juga latah dukung mendukung, suksesnya kontestasi ini juga harusnya berangkat dari kejujuran dan profesionalitas aparatur pemerintahan agar pemilihan umum ini berkualitas,”tutup robi Derunk.
Komentar