Pringsewu,-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pringsewu mengapresiasi putra terbaik Pringsewu telah menerapkan Teknologi Budidaya Berbasis Mikroba (Teknologi BBM) sebagai suplemen Pupuk Organik, menghasilkan panen raya padi sehat non Residu di Pekon Margodadi Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu, sukses memanen padi yang melimpah dengan masa tanam selama 80 hari, Jum’at (19/4/2024).
Dalam sambutannya, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdakab Pringsewu Drs. Masykur, M.M., mewakilkan Pj Bupati Pringsewu Marindo Kurniawan menyampaikan, Sektor pertanian menjadi prioritas pembangunan di Kabupaten Pringsewu dengan baku lahan sawah seluas 13.928 hektar, telah menghasilkan padi mencapai 124.652 ton gabah kering giling atau setara setara dengan 74.495 ton beras (BPS Tahun 2023).
“Dengan total konsumsi masyarakakat Pringsewu yang dalam satu tahun dapat mencapai 31.084 ton pertahun, maka ada surplus sebesar 43.411 ton beras, yang dapat dikirim ke luar wilayah Kabupaten Pringsewu,” paparnya.
Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Pringsewu telah secara nyata berperan dalam menjaga ketersediaan pangan. Selain beras, juga masih terdapat potensi unggulan lain di Kabupaten Pringsewu, yaitu cabai, bawang merah, dan jagung, serta sektor peternakan antara lain sapi, ayam potong, dan telur.
Teknologi Budidaya Berbasis Mikroba (Teknologi BBM), yang merupakan lahan padi dengan pola tanam Jajar Wayang dimana jarak nya yang rapat, yaitu 10 cm x 28cm, dan Padi yang dihasilkan adalah padi organik, dengan usia panen untuk Varietas Benih.
“Hasil panen tentunya lebih cepat yaitu 98 HST (Hari Setelah Tanam), lebih cepat dari Benih Varietas IR32 normalnya usia panen adalah 105HST – 110 HST,” ucapnya.
Selain itu, kondisi tanaman padi yang ditanam memeperoleh Nutrisi cukup baik, Batang padi lebih kokoh, bahkan sampai saat dipanen masih tumbuh terus anakan susulan yang juga muncul malay dan berisi bulir padi.
“Dengan demikian, dapat dipastikan penerapan Teknologi BBM pada tanaman padi meningkatkan produktifitas padi yang tentunya pendapatan petani pun akan meningkat,” imbuhnya.
Adapun Kelebihan Teknologi BBM melalui produk Konsorsium Mikroba Padat (KMP) dan Konsorsium Mikroba Cair (KMC) mampu memperbaiki dan memulihkan lahan pertanian yang kritis, mampu menggantikan Pupuk Kimia yang harganya mahal dan langka.
Dengan penerapan pertanian sirkular berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta meningkatkan mutu dan produktifitas tanaman pangan bebas pangan bebas residu kimia, bahan baku komponen berlimpah, murah dan tidak perlu import, penerapannya sangat mudah dan Sederhana, serta dapat di produksi di mana saja di seluruh Indonesia dapat mempercepat hasil panen.
Meskipun masih belum banyak petani dan gapoktan yang menggunakan metode ini, saya berharap dengan melihat hasil yang diperoleh hari ini, akan banyak yang mulai beralih dan menerapkan pola budidaya padi.
Kedepannya, Pj Bupati Pringsewu Marindo Kurniawan akan mengupayakan melalui Dinas Pertanian dan Perangkat Daerah terkait serta para stakeholder untuk menciptakan dan menjalankan berbagai Program Pertanian yang bertujuan untuk Peningkatan kesejahteraan petani, melalui Pengawalan dan Pendampingan terpadu bagi para petani.
“Kedepan kesejahteraan petani dapat meningkat dan kebutuhan pangan dapat tercukupi serta dalam rangka mendukung Swasembada pangan di Kabupaten Pringsewu yang kita Cintai ini,” tutupnya. (Tim)
Komentar