oleh

Pilgub Lampung; Siapa Bisa Kalahkan Mirza?

-Opini-668 views

Adolf Ayatullah Indrajaya

Beberapa hari lalu, aku bikin tulisan soal momentum dan garis tangan. Respon khalayak soal tulisan itu beragam.

Yang paling banyak tentu saja bagaimana tulisan tersebut dipersepsi beberapa tokoh politik sebagai sebuah analisis kalau RMD –Rahmat Mirzani Djausal– merupakan kandidat paling unggul dalam kontestasi Pilgub Lampung yang coblosannya akan dihelat 27 November 2024 mendatang.

Analisis pribadi yang berbasis faktor-faktor politik dan ditulis persis di hari rampungnya masa jabatan Arinal Djunaidi, petahana. Faktanya, Mirza itu ketua partai pemenang, modal 16 kursi parlemen yang cuma minus sebiji untuk utuh jadi perahu.

Mirza juga berperan signifikan membuat pasangan Prabowo-Gibran menyapu suara mayoritas dan mendongkrak capaian Gerindra seantero Lampung.

So, bandul sedang berayun ke Mirza, menciptakan momentum akselerasi dan akumulasi dukungan yang langsung membumbung. Mirza seolah jadi nakhoda di kapal induk. Kapal besar, lengkap, amunisi penuh dan siap bastom angkat sauh.

***

Bicara kontestasi, tentu harus ditelisik kontestan-kontestannya. Arinal petahana, ketua golkar pula. Ada Herman Hn, alumnus dua pilgub terdahulu dengan capaian suara sedemikian ajeg.

Berikutnya ada Umar Ahmad, bupati fenomenal yang viral karena bisa menyulap Tubaba dari tempat “jin buang anak” bertransformasi jadi kawasan asyik. Lalu ada Hanan Rozak, legislator yang bisa buat Golkar sedemikian perkasa di Dapil II.

Tak usah berkelit, Arinal, Umar dan Hanan masuk jadi nama-nama terhitung karena faktor kedekatan dengan korporasi gula. Poros Menggala dan kantor pusat Sugar Group Companies memang sudah teruji jadi faktor signifikan di masa Ridho Ficardo dan Arinal Djunaidi menang pilkada.

Herman? Dua kali pilgub, walau coba digelindas gaya kampanye kebun tebu, tampak konstan digdaya, walau kalah juga.

Baca Juga:  Pilkada 2024 Berbuah Golput dan Gercos

Nah, Mirza jadi unik. Pondasi politik, sosial-kemasyarakatan dan tentu saja momentum pasca-pilpres jadi modal yang boleh disebut sedikit beda dengan nama-nama kontestan lain.

Mirza punya modal sosial yang ketika terakumulasi jadi bonafid. Mirza ulun Lampung. Sekolah di Kotabumi, lanjut ke Bandarlampung terus kuliah ke Jakarta. Status sebagai sulung dari keluarga terpandang membuat Mirza punya penjaga punggung dari sekelik-sedulur yang organik.

Mirza boleh disebut merintis portofolio organisasi dari Hipmi. Dua dekade yang liwat, Mirza bisa mengonsolidasi jaringan sedemikian solid. Berbiak solid jaringannya itu ke HKTI, LPJK sampai ke organisasi pembina olahraga seperti Sofbol-Bisbol, Pencak Silat, Golf, e-Sport dan tentu saja soal sisi religiusnya yang diejawantah jadi “aktivis masjid” dan syiar agama. Mirza ketua parpol pula.

***

Per hari ini, berbasis trace trend pemberitaan dan algoritma sosial media, Mirza unggul mutlak dari nama-nama lainnya.

Kemarin ada dukungan moral dari Sjachroedin ZP. Mantan gubernur dimana Arinal, Herman dan Hanan pernah berada di bawah binaan SZP dalam hierarki tata pemerintahan dan Umar Ahmad di poros partainya, PDIP. Tapi, dukungan disirat SZP malah ke Mirza. Bukan mantan anak buah, tapi bersanding dengan nuansa orang tua kepada putranya.

Hitung-hitungan poros politik boleh jadi tidak seseserhana pose berdua SZP dengan RMD. Tapi, politik juga penuh dengan simbol dan bahasa tubuh yang kemudian mengejawantah jadi akumulasi elektoral.

Kelihatannya, semua pengamat politik di Lampung pasti menghitung Mirza sebagai cagub paling serius per hari ini.

Siapa yang bisa kasih Mirza pertarungan seru? Siapa bisa kalahkan Mirza di pilgub? Tulisan ini perlu bersambung lagi biar seru. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed