BANDAR LAMPUNG — Sutarjo, Pria paruh baya (63), Warga Kelurahan Kupang Kota, Kecamatan Teluk Betung Utara (TBU), Kota Bandar Lampung kerap merintih menahan rasa sakit menjalani hidup.
Ia diduga menderita kanker kulit. Penyakitnya juga sudah bertahun- tahun. Namun, semangat yang dimiliki membuatnya dapat bertahan.
Demi bertahan hidup, meski sering menahan perih dan sakit karena luka menganga yang menghabiskan hidung hingga matanya. Mbah tarjo tetap semangat mengais rizki.
Ia berkeliling kota mengumpulkan barang bekas (rongsok) dan menjualnya untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Menurut warga setempat, Mbah Tarjo tidak pernah mendapat sentuhan dari pemerintahan setempat, terutama soal pengobatan.
Mbah Tarjo, Pria kelahiran 1958 ini berasal dari Kota Solo. Ia tinggal di Bandar Lampung sejak tahun 1997 tepatnya di Gg. Wilis RT 10, Kelurahan Kupang Kota, Kecamatan TBU, Kota Bandar Lampung.
“Saya tinggal disini ngontrak di rumah ibu iis mas, sebulannya Rp200 ribu, dari tahun 1997 udah tinggal disini, sehari-hari keliling ngerongsok cari barang bekas aja mas,” ucap Mbah Tarjo kepada media, Rabu, (09/06/2021).
Rumah kontrakannya berukuran 3x4m. Untuk menafkahi diri sendiri dengan hasil merongsok yang terbilang jauh dari cukup, tidak banyak yang bisa dilakukan Mbah Tarjo.
Ia hanya bisa berharap dapat bertahan hidup dengan kemampuan yang dimiliki. Itupun sudah cukup baginya.
“Kalo setiap ngerongsok tidak langsung dijual. Tapi dikumpulin dulu. Seminggu dapat uang Rp100 ribu sampai Rp150 ribu, kalo makan ada beras ya inilah mas,” lanjutnya.
Mbah Tarjo yang menggantungkan hidup dari hasil rongsok terkadang membuat pemilik rumah kontrakan yang didiami Mbah Tarjo prihatin melihat kondisi yang dideritanya.
“Mau gimana lagi mas, tolong dibantu berobat sih mas, saya tidak tega kasihan tiap hari ngeliatnya, beginilah kondisinya,” tutur iis pemilik kontrakan.
Menurut iis pemilik kontrakan, Mbah Tarjo pernah berobat. Tapi karena keterbatasan biaya akhirnya dihentikan.
Iis berharap Kepala Daerah seperti Walikota Bandar Lampung atau Gubernur Lampung dapat membantunya.
“Mbah Tarjo ini dulu pernah berobat, udah lama banget, tapi karena keterbatasan biaya jadi tidak lagi berobat Mas, apalagi dia sebatang kara. BPJS pun dia tidak punya, dibantu sih mas. Bunda Eva, Pak Gubernur dibantu dong. Kasihan banget ngeliatnya,” harap iis, pemilik kontrakan.
Berbeda halnya menurut Endang, Ketua RT 10 Kelurahan Kupang Kota. Endang mengaku Mbah Tarjo sudah dilaporkan dan terdata Dinas Sosial.
Menurut Endang, bantuan seperti sembako juga sering diberikan ke Mbah Tarjo, hanya soal pengobatan yang belum.
“Sudah kita laporkan, bahkan ke Dinas Sosial, dari sebelum puasa, lagi awal adanya Covid-19 di Tahun 2020, bulannya saya lupa,” kata Endang menjawab via telpon.
Ditanya soal hasil melaporkan ke dinas sosial. Endang mengaku belum ada tindak lanjut dari dinas sosial. Tetapi memang sudah bantuan seperti sembako yang didapatkan Mbah Tarjo.
“Belum ada kabar, tetapi jika bantuan-bantuan seperti beras, ada dari dinas sosial, dan perkumpulan-perkumpulan,” sambungnya.
Terkait soal pengobatan, Endang menegaskan belum ada bantuan ke Mbah Tarjo. Endang bahkan akhirnya menjelaskan kronologis kejadian sakit yang dialami Mbah Tarjo.
“Kalau bantuan pengobatan memang belum, awalnya dia itu tahi lalat, di congkel terus, lalu infeksi, dulu ada BPJS sudah lama dan sudah berobat dan setelah itu pulang. Setelah itu dia tidak berobat lagi, saya sudah himbau untuk kontrol, tetapi Mbah Tarjo beralasan ramai,” kata Endang.
Diketahui, meski diusia yang tak lagi muda dan keterbatasan akibat penyakit yang diderita. Mbah Tarjo yang hidup sebatang kara terus bekerja keras guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Semoga Allah memberikan kemudahan dan kekuatan serta mengangkat penyakit Mbah Tarjo, Aamiin. (Rahmat/Rls)
Komentar