Gunungkidul, Analisis.co.id – Dua minggu menjelang Hari Idul Adha, penjualan hewan kurban di Gunungkidul masih sepi. Para pedagang mengeluh penjualan kali ini jauh lebih sepi ketimbang pada musim Idul Adha tahun 2020 yang lalu. Bayang-bayang meroketnya pasien COVID-19 dituding menjadi penyebabnya.
Di pasar hewan terbesar di Gunungkidul, Siyono, antusias pedagang hewan kurban nampak sudah terlihat. Sejak subuh mereka membawa hewan kurbannya di pasar ini. Mereka dengan sabar menunggu pembeli datang.
Mbah Sabar, salah seorang Blantik (pedagang kambing) asal Kalurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari, menuturkan meski pedagang sapi dan kambing cukup banyak namun penjualannya belum seperti yang mereka harapkan. Karena penjualan kali ini cenderung lebih sepi dibanding tahun sebelumnya.
“Ndak tahu ini. Kok malah sepi banget, padahal lebaran (haji) sudah dekat,” terangnya, Senin (28/6/21).
Saat ini, sebenarnya belum ada kenaikan berarti untuk harga jualan mereka. Karena penjualan cenderung sepi karena corona maka para pedagang tidak berani menaikkan harga cukup tinggi. Kenaikan yang diterapkan hanya Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu.
Sisworejo, salah satu penjual kambing mengakui adanya penurunan jumlah pembeli jelang Idul Adha tahun ini. Pada tahun sebelumnya ia mampu menjual sampai 4 ekor. Namun kali ini yang terjual lebih sedikit. Persediaan yang ia siapkan padahal tidak berubah, tetap 5 sampai 6 ekor kambing.
“Sangat terasa penurunannya dibandingkan tahun lalu, berbeda sekali,” ungkap pria asal Karangrejek, Wonosari ini.
Soal harga, Siswo mengungkapkan tidak ada penurunan signifikan pada harga hewan kurban tahun ini. Kambing Jawa yang dijual mulai dari harga Rp 2,3 juta hingga Rp 3 juta. Ia memaklumi kondisi seperti ini pasti akan terjadi karena dampak pandemi COVID-19 yang mengakibatkan ekonomi jadi lesu sehingga pembelinya juga sedikit.
Fitri Cahyanto, penjual kambing asal Ponjong ini menuturkan adanya perubahan pola pembelian yang dilakukan oleh masyarakat akibat pandemi covid 19 kali ini. Para pembeli kali ini lebih selektif dalam memilih hewan kurbannya terutama akibat dampak dari covid 19 dan wabah antraks yang melanda sebelum pandemi terjadi.
Bahkan tidak sedikit dari para pembeli yang mengalihkan hewan qurban dari sapi ke hewan kurban kambing karena peristiwa pandemi covid 19. Tak hanya itu bahkan ada yang mengurungkan niatnya untuk membeli hewan kurban karena takut terjadi sesuatu.
“Ada yang menunda sampai tahun depan. Tetapi kita maklumi itu,”tambahnya.
Pedagang sapi asal Parangtritis Bantul, Sumaryadi mengakui penjualan sapinya masih sepi. Namun kemungkinan baru akan mengalami kenaikan sepekan menjelang Idul Adha. Mengingat selama ini tren penjualan hewan qurban semakin meningkat ketika mendekati Idul adha.
Saat ini harga sapi memang sudah mengalami kenaikan. Untuk sapi si Metal di hari biasa hanya dijual di kisaran harga Rp 17 juta hinhga Rp 18 juta. Namun kini sudah dijual seharga Rp 20 juta hingga Rp 21 juta. (tuti)
Komentar