Jogja Kota, Analisis.co.id – Pandemi corona rupanya tak menghalangi pergerakan bisnis sektor wisata dan kuliner di Jogja. Meskipun ada beberapa yang gulung tikar, namun tak sedikit para pengusaha yang merintis usahanya di tengah gempuran pandemi corona.
Pandemi corona ternyata mengubah tren suasana wisata kuliner di Yogyakarta. Masyarakat sekarang ini lebih memilih untuk nongkrong di tempat yang terbuka agar tetap bisa menerapkan protokol Kesehatan.
“Di masa pandemi tuntutan kondisi supaya orang duduk di ruangan terbuka. Para enterpreneur muda mampu membuka usaha kuliner di tempat itu,” kata Tazbir, Pengamat Wisata Kuliner, saat diwawancarai.
Ruang terbuka menjadi salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan oleh para pengusaha muda untuk membuka usaha di tengah pandemi. Para pengusaha dituntut untuk mampu beradaptasi dengan kondisi yang ada.
Di luar itu, Penasehat KADIN DIY ini kemudian menjelaskan mengenai fakta dilapangan yang mana tak sedikit para pelaku kuliner memilih untuk gulung tikar selama pandemi corona. Menurut Tazbir, hal tersebut terjadi karena mereka selama ini bergantung pada segmentasi tertentu seperti segmen mahasiswa.
“Ada gulung tikar biasanya yang kontrak di daerah Seturan. Banyaknya yang tutup karena kampus belum melekakukan pembelajaran tatap muka,” ucapnya.
Tazbir kemudian menuturkan bahwa pergerakan sektor wisata kuliner mampu bangkit apabila para pelaku kuliner di Jogja mampu menekan harga jual dan lebih efisien dalam proses produksi.
“Lebih menekankan efisiensi sehingga harga jual bisa disesuaikan. Efisiensi dalam cost ditekan supaya mampu menyesuaikan harga dengan wajar,” ucapnya. (tuti)
Komentar