oleh

Relawan COVID-19 di Gunungkidul Kewalahan Tangani Pasien dan Jenazah Corona

-Daerah-487 views

Gunungkidul, Analisis.co.id – Relawan covid-19 Gunungkidul mengaku kewalahan menangani pasien corona dan jenazah corona. Bahkan karena sudah kewalahan, relawan di Gunungkidul terpaksa menolak memakamkan jenazah COVID-19.

“Sejak semalam kita sudah menolak memakamkan jenazah COVID-19. Karena sudah overload,” ujar Agus Kenyung, salah seorang relawan COVID-19 di Gunungkidul, Kamis (1/7/2021).

Secara detail di Gunungkidul, Agus mengaku tidak mengetahui secara pasti berapa angka kematian COVID-19. Hanya saja dari informasi relawan di RSUD Wonosari, rumah sakit begitu penuh sampai beberapa hari terakhir ada yang meninggal di depan rumah sakit di mana mereka berasal pasien COVID-19 dari isolasi mandiri.

Sepanjang yang ia tahu, Kamis (1/7/2021) ini di salah satu Kalurahan ada 2 pasien isoman meniggal dunia, semalam 1 orang dan 1 orang lagi meninggal pagi tadi, mereka memohon bantuan relawan untuk dimakamkan secara protokol covid19. Namun terpaksa para relawan menolaknya karena sudah overload.

“Kami sudah memakamkan dua orang hari ini. 1 meninggal di rumah sakit dan 1 meninggal di rumah karena isoman,” ungkapnya.

Para relawan menolak pemakaman karena kondisi APD sudah sangat minim. Jikapun ada APD, yang ada saat ini tinggal APD yang tidak berlabel artinya tingkat keamanannya kurang memadai. Sehingga para relawan khawatir jika tetap memakamkan maka akan beresiko bagi mereka.

Ketika ditanya soal kondisi pasien COVID-19 yang meninggal saat isoman, Agus Kenyung mengaku tidak tahu persis. Hanya saja pasien yang melakukan isolasi mandiri tersebut enggan makan, karena ketika mereka makan maka akan langsung muntah.

“Itu selepas muntah terus meninggal dunia,” terangnya.

Saat ini para relawan bersiaga di 3 kapanewon yang menunjukkan tren angka pasien positif tinggi. 3 kapanewon tersebut adalah Playen, Semanu dan terakhir yang agak sedikit adalah Tepus. Terlebih secara umum kondisi penanganan Covid19 mulai menurun karena traffic yang begitu padat di rumah sakit.

Baca Juga:  Ratusan Kepala Sekolah di Kabupaten Pringsewu Ikuti Bimtek Implementasi Pendidikan Anti Korupsi

Para relawan mengaku kewalahan untuk mengurus pasien positif COVID-19 yang meninggal. Karena mereka juga kewalahan mengurus pasien positif COVID-19 yang membutuhkan pertolongan medis dengan segera. Sehingga mereka berharap pemerintah mengambil kebijakan darurat berkaitan dengan penanganan COVID-19.

“Ambulans ada banyak hanya saja yang merujuk ke RS sedikit, bahkan ada warga yang membawa pasien positif dengan mobil pribadi. untuk memikirkan yang hidup saja sangat banyak kenapa harus memikirkan untuk merukti hingga memakamkan jenazah COVID-19,” tandasnya. (tuti)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed