Kota Metro– Menanggapi persoalan tentang keluhan sejumlah pedagang dampak pembongkaran kios di Nuwo Intan pengolah bantah adanya tebang pilih dalam penempatan kios.
Sri Sundari selaku pengurus Sentral Nuwo Intan didampingi Prayudi M. Sholeh menyampaikan bahwa, Untuk beberapa pedagang lama yang terdampak pembongkaran kios meminta diutamakan tempat yang strategis.
“Kalo memang ada yang kosong, kami berikan tempat kios tersebut. Sekarang kalo kami mau mengusir kios yang sudah ada ditempatkan pedagang lain. Ya itu namanya dzolim,” ucap Sholeh kepada awak media di Nuwo Intan, Jum’at,(02/07/21).
Ia mengaku, Kami sudah menyiapkan tempat untuk pedagang lama yang terdampak pembongkaran kios. Kalo memang kurang bagus, ayok kita perbaiki bareng-bareng.
Lanjutnya, Mengenai penarikan uang sebesar Rp 300.000,- per/bln. Perlu kami luruskan sebagai pengurus Sentral Nuwo Intan.
“Sebenarnya itu memang ada penarikan uang sebesar Rp 300.000, per/bln.Tapi uang itu bukan untuk listrik dan air. Uang itu merupakan swadaya murni dari pedagang sendiri untuk keperluan seperti membayar keamanan dan kebersihan serta yang lainnya,” tegasnya.
Masih dikatakannya, Untuk kebersihan ini bukan kita serahkan uangnya ke dinas. Akan tetapi, uang swadaya itu untuk bayar orang menjaga kebersihan Nuwo Intan, jadi diluar pihak dinas.
“Kalo untuk pedagang yang diluar itu, mereka tidak pernah ada sumbangsih. Kami ajak untuk kumpul tidak pernah ikut dan kerja bakti pun tidak pernah datang,” katanya
Sri Sundari menambahkan, Jadi kami tekankan untuk berkomunikasi yang baik saja. Mungkin selama ini ada miss komunikasi antara pedagang dengan pengurus Nuwo Intan.
“Kami tidak pernah tebang pilih kepada siapa pun. Cuma rasa kebersamaan ini tadi, kalo memang ini milik kita bersama, ayok kita lakukan bersama,” pungkasnya. (Rahmat).
Komentar