Analisis.co.id Tanggamus Menjadi Warga Binaan, bukanlah halangan untuk mengekspresikan potensi diri. Meski hak kemerdekaan sedang dirampas, tidak membuat HN (53) seorang warga binaan pemasyarakatan yang sedang menjalani pidana 15 tahun penjara di Rutan Kota Agung untuk berpangku tangan. Berbekal ilmu yang ia dapat selama menimba ilmu di pesantren sebelumnya, dirinya mengembangkan bakat seni melalui seni kaligrafi.
Seni kaligrafi HN menggunakan bahan dasar triplek multi dan cat minyak. Kaligrafi yang dibuat pun beraneka ragam mulai potongan ayat suci Alqur’an hingga nama orang. Menurut Akhmad Sobirin Soleh, Karutan Kotaagung, pada Senin (1/8), HN adalah salah satu WBP yang aktif mengikuti pembinaan di Rutan Kota Agung. Di bawah bimbingan Kasubsi Pelayanan Tahanan, Prameswari, HN diberikan pembinaan keagamaan dan kesenian. “Alhamdulillah, dengan menggunakan pendekatan pembinaan yang memanusiakan manusia, HN bisa kembali bangkit dari keterpurukan dan menjadi warga binaan yang aktif dan produktif.” Terang Sobirin.
Saat ini HN sudah menghasilkan puluhan karya kaligrafi berbagai ukuran. Meski dengan bahan sederhana, HN tetap bisa memadukan sapuan kuas dan cat menjadi harmoni warna yang indah.
“Kami sedang mengupayakan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki HN agar lebih baik lagi. Namun kami terkendala dengan minimnya peralatan dan biaya produksi, karena memang rutan tidak memiliki alokasi anggaran untuk bidang pembinaan keterampilan. Jadi bahan-bahan yang digunakan HN, berasal dari sumbangan donatur dan petugas.” Terang Prameswari.
Hal senada juga disampaikan Sobirin, menurutnya, kendala yang dihadapi warga binaan dalam berkarya selain sarana dan prasarana adalah pemasaran. Sobirin berharap ada pihak ketiga yang bisa menjalin kerjasama di bidang pembinaan keterampilan bagi warga binaannya. “Kami punya sumber daya manusia yang potensial, jika ini mendapat pembinaan yang lebih intensif dan dikembangkan lagi, bisa memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.” Pungkas Sobirin.
(Julyan)
Komentar