oleh

Peringati Hardiknas ,AHY : Demokrat Terus Perjuangkan Nasib Guru Honorer

-politik-330 views

Peringati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan Demokrat menyuarakan dan memperjuangkan kesejahteraan dan kualitas guru, serta nasib para guru honorer.

 

AHY mengucapkan selamat Hardiknas untuk seluruh insan pendidikan.

 

“Selamat Hari Pendidikan Nasional bagi seluruh insan pendidikan di mana pun berada. Saya meyakini kemajuan negara & bangsa terletak pada kualitas sumber daya manusianya melalui pendidikan,” tulis AHY dalam akun Instagram pribadinya yang dikutip tajukpolitik.com, Selasa (2/5).

 

Menurutnya, melalui pendidikan bisa mewujudkan Indonesia Emas 2045.

 

“Melalui pendidikan yang baik kita tentu dapat terus melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045; yang adil dan sejahtera, aman dan damai, serta maju dan mendunia,” jelasnya.

 

“Dari banyaknya aspirasi yang saya temui dilapangan, bersama @pdemokrat saya juga akan terus menyuarakan dan memperjuangkan kesejahteraan dan kualitas guru, serta nasib para guru honorer,” lanjutnya.

 

AHY menegaskan Demokrat akan hadir terdepan perjuangkan proses pembangunan manusia melalui pendiidkan.

 

“@pdemokrat akan selalu hadir dan menjadi bagian yang terdepan untuk terus memperjuangkan dan mengawal proses pembangunan manusia melalui pendidikan, sebagai kunci kemajuan dan kejayaan NKRI hari ini dan masa depan,” tukasnya.

 

Sejarah Hardiknas

Sejarah ditetapkannya Hardiknas tidak lepas dari sosok Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah tokoh pelopor pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan belanda.

Kemendikbud, Hari Pendidikan Nasional ditetapkan pada tanggal 2 mei sebagai hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara. Ia lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta, dengan nama R.M. Suwardi Suryadingrat.

 

Ki Hadjar lahir dari kalangan keluarga ningrat di Yogyakarta. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia pun mengenyam pendidikan di STOVIA, sebuah sekolah dokter pada zaman Hindia Belanda.

Baca Juga:  Diduga Ditendang PDIP, Ali Rahman 'Dipungut' Golkar

 

Selama masa

kolonialisme, Ki Hadjar dikenal berani dalam menentang berbagai kebijakan pemerintah Hindia Belanda. Khususnya kebijakan yang hanya membolehkan anak-anak keturunan Belanda dan kaum priyayi yang bisa mengenyam bangku pendidikan.

 

Karena kritikan dan perlawanannya ini, akhirnya Ki Hadjar pun diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangungkusumo. Ketiga tokoh inilah yang dikenal sebagai “Tiga Serangkai”.

 

Setelah kembali ke Indonesia, dia pun mendirikan lembaga pendidikan Tamansiswa (Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa). Dan setelah Indonesia merdeka, Ki Hadjar pun diangkat menjadi Menteri Pendidikan.

 

Karya-karya Ki Hadjar Dewantara pun menjadi landasan dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia. Salah satu semboyannya yang paling terkenal adalah “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangungkarso, Tut Wuri Handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”. Semboyan tersebut akhirnya menjadi slogan pendidikan yang digunakan hingga saat ini.

 

Atas semua jasa-jasanya tersebut, Ki Hadjar Dewantara pun dianugerahkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959, hari kelahirannya, 2 Mei yang merupakan hari lahir Ki Hadjar ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed