Bandar Lampung-Meski mempunyai kedekatan dengan petinggi Sugar Grup Companies (SGC) Lee Purwanti yang notabene perusahaan gula terbesar, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dinilai tidak mampu mengatasi kelangkaan gula bahkan meski harga merangkak naik di sejumlah daerah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung belum mengambil tindakan alhasil dengan kondisi Pandemi semakin membuat warga kesuilitan.
“ Kita sama-sama tahu kalau Gubernur lampung kabarnya dekat dengan pemilik SGC , buktinya lihat saja saat kampanye Arinal dan Lee Purwanti tanpa canggung berada di satu panggung .seharusnya kedekatan itu bisa dijadikan ajang untuk melobi Lee bagaiamana mengatasi kelangkaan gula,”kata Direktur Eksekutif Masyarakat Transparansi Lampung, Hendri Ardiansyah dalam pers rilis yang dikirimkan, Senin (20/4).
Dia berpendapat semestinya kedekatan itu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat Lampung dengan mencari formula yang tepat bagaimana mengatasi kelangkaan gula.
“Paling tidak Gubernur bisa meminta bantuan SGC karena kita sama-sama tahu kedekatan mereka, kalau tidak bisa membantu artinya kedekatan itu hanya untuk kenptngan tertentu saja dan itu hanya mereka berdua yang tahu,”ujarnya.
Dia berharap Gubernur mampu mengeluarkan kebijakan strategis guna mengatasi kelangkaan gula, di tengah kondisi saat ini masyarakat jangan lagi terbebani dengan kondisi ekonomi yang semakin memburuk.
“ Gula menjadi kebutuhan sehari-hari diluar dari beras, mestinya ada kebijakan strategis dari Pemprov jangan buat warga menjadi susah apalagi kondisi pendemi sekarang ini,”tandasnya.
Diberitakan sebelumnya Fakta ini menjadi sorotan Ketua DPD Partai NasDem Lampung Selatan Wahrul Fauzi Silalahi saat dirinya berkeliling di lampung selatan selama 4 hari. Dirinya mengecek dan menyaksikan secara langsung di warung warung masyarakat. Hampr rata rata stok gula diwarung kosong, kalaupun ada harga masih tinggi.
“Saya sangat kecewa. Pada saat rapat dengar pendapat, masing-masing Dinas Provinsi bilang kalau stok gula aman, ternyata di lapangan kosong, bagaimana ini Pak Gubernur? Kudu serius lah, ini kebutuhan dasar soalnya,”ujar Fauzi.
Meskipun faktanya Provinsi Lampung selaku penyuplai gula pasir secara Nasional dikarnakan di lampung berdiri perusahaan besar yang memproduksi gula, tapi pada kenyataannya sampai saat ini gula masih di rasakan langka dan harga tidak stabil.
Kelangkaan gula yang terjadi di lampung menimbulkan kecurigaan publik akan adanya permainan mafia gula. Dugaan adanya penimbunan gula di Lampung akhirnya terjawab. Mabes Polri menyatakan gula yang seharusnya sudah beredar sejak April 2019 itu hingga kini masih disimpan di gudang dua pabrik besar di Lampung. Akibatnya, gula langka dan harganya melonjak.
Kebutuhan gula sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat tentunya harus ada jaminan ketersediaan barang dengan harga yang terjangkau yang ini tentunya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah selaku penyelenggara Negara untuk memastikan distribusi dan ketersediaan gula di pasaran mencukupi kebutuhan masyarakat di pasaran dan memestikan tidak ada permainan perusaan gula dengan melakukan penimbunan.
“Kelangkaan gula yang berlanjut tentunya harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah propinsi lampung agar tidak menambah beban masyarakat di tengah wabah virus corona. Pemprov juga harus menjamin ketersediaan gula mengahadapi bulan puasa dan tentunya aparat penegak hukum dapat mengawasi dan memproses secara tegas Perusahaan Perusahaan gula yang melakukan penimbunan,”ujar Politisi Rakyat asal Partai NasDem tersebut.
Komentar