Billboard bergambar Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) tiba-tiba muncul di Jalan Kartini, Bandar Lampung. Dalam billboard itu, Anas Urbaningrum mengenakan baju koko putih dan berpeci sedang melambaikan tangan, di atasnya terdapat tulisan “Tetap Ingat tapi Sudah Dimaafkan” dan bagian bawahnya terdapat tulisan bahasa inggris “Forgiven not Forgotten” yang artinya kurang lebih adalah “memaafkan tapi tidak melupakan”.
Banyak yang menduga kemunculan billboard ini merupakan respon terhadap baliho Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden RI ke-6 yang bertuliskan “Masih Ingat Saya?” Sebuah baliho bernuansa kampanye yang tidak diakui sebagai bentuk kampanye karena tidak terdapat logo/atribut partai.
Menurut Herzaky Mahendra Putra, juru bicara Partai Demokrat, baliho itu keinginan SBY pribadi, tidak terkait partai. Sebuah pengakuan media kampanye sebenarnya, karena jelas posisi SBY di partai adalah Ketua Dewan Pembina.
Solihin, warga yang sedang melintas di kawasan Kartini juga baru sadar keberadaan billboard Anas Urbaningrum itu. “Iya, baru lihat, perasaan kemarin belum ada,” katanya. “Kayak jawaban balihonya SBY,” lanjut Solihin. Namun ia tidak tahu maksud pesan billboard tersebut.
“Ini pasti nyindir SBY,” kata Mad Hasan, pedagang rokok eceran. Menurutnya, dulu Anas “ditumbalkan” SBY dalam kasus korupsi Hambalang, padahal tidak ada aliran dana yang masuk ke Anas Urbaningrum. “Dulu saya ngikutin beritanya,” lanjut Mad Hasan, “jadi tahulah.”
Ketika ditanya lebih jauh mengenai maksud dari billboard itu, Mad Hasan menjelaskan, “Pesannya sederhana, yang bisa diingat dari SBY adalah kejahatannya, makanya dimaafkan, kan yang dimaafkan itu pasti kesalahan atau kejahatan.” Mengenai dugaan pihak mana yang memasang, Mad Hasan tidak bisa menduga-duga, “SBY musuhnya kan banyak, siapa saja jadi mungkin (melakukan), dan sekarang kebetulan Anas yang dipakai (jadi simbol perlawanan), dia kan yang berani lawan SBY.”
Sementara itu, Slamet, Kapimda PKN Lampung ketika dikonfirmasi mengaku tidak tahu menahu tentang kemunculan billboard itu. “Wah, saya baru tahu malahan, gak mungkin lah kalau PKN yang masang, ini udah minggu tenang,” jawab Slamet. “Pak Anas itu, teman-temannya banyak, di antara mereka mungkin ada yang inisiatif, yang jelas bukan PKN,” pungkas Slamet.
Komentar