Lampung – Sudah 3 minggu lebih masyarakat 4 Kecamatan 8 Kampung yang berbatasan dengan PT. Palm Lampung Persada (PLP) Way Kanan melakukan aksi pemboikotan terhadap perusahaan, hal tersebut memaksa PT. PLP menutup total produksinya, minggu (21/04/2024).
Beberapa hari yang lalu awak media memang sudah melihat penumpukan mobil-mobil truk pengangkut TBS (Tandan Buah Segar) Sawit dan truk tangki pengangkut CPO milik PT. PLP di Blambangan Umpu.
Tak hanya itu beberapa hari sebelum libur lebaran pun beberapa mobil truk yang bermuatan TBS sawit milik PT. PLP dari Lampung Timur terpaksa harus memutar balik karena tidak di ijinkan masyarakat ybs untuk melintas di wilayahnya.
Akan tetapi jumat malam sekira pukul 23:30 wib, pihak perusahaan terpaksa meminta bantuan Polres Way Kanan untuk meloloskan 1 mobil truk pengangkut pipa besi melalui perundingan yang cukup alot.
Melalui lembar pemberitahuan yang beredar hari sabtu tanggal 20 april 2024 lalu, yang ditanda tangani Rustam selaku mill manager PT. PLP menghentikan penerimaan TBS (Tandan Buah Segar) dari eksternal perusahaan maupun dari internal perusahaan sendiri, terhitung hari ini minggu tanggal 21 April 2024 sampai batas waktu yang tidak ditentukan sesuai instruksi management.
Fery selaku pihak perusahaan menyampaikan bahwa Operasional PKS sangat terganggu dgn adanya penutupan akses jalan lintas cpo dan pemutusan aliran air. Dampaknya :
> stock cpo yang makin hari makin banyak dan kualitas cpo makin hari makin menurun.
> kurangnya sumber air utk proses pengolahan TBS di PKS.
> Stock BBM untuk mesin dan alat-alat penunjang lainnya di pks semakin hari semaki kurang.
Diketahui, hal tersebut terjadi karena belum adanya kesepakatan yang baik antara pihak masyarakat dan perusahaan, dimana masyarakat menilai perusahaan tidak mengindahkan faktor-faktor sosial, ekonomi dan lingkungan terutama di sekitar perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara ini.
Sementara itu, mr.x (masyarakat/ petani sawit yang tidak mau disebutkan namanya) mengatakan bahwa dirinya tak ada masalah dengan ditutupnya penerimaan TBS sawit oleh PT. PLP karena menurutnya dirinya masih bisa menjual ke pabrik lain.
Pernyataan yang sama disampaikan juga oleh salah satu dari kepala Kampung yang ada, menurutnya masyarakat di wilayahnya tidak ada masalah dengan ditutupnya penerimaan TBS sawit oleh PT. PLP terlebih lagi masyarakat keluhkan masalah potongan harga yang dilakukan perusahaan dan rusaknya jalan menuju pabrik.
Habibi
Komentar