Pesawaran (analisis.co.id) – Sejumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) di wilayah Kabupaten Pesawaran belum merasakan manfaat Bantuan Bedah Rumah dari Program Kementerian PUPR.
Hal itu diungkapkan salah satu warga miskin Rubini (558) Desa Sungai Langka, Dusun Way Ringin, Kecamatan Gedong Tataan, Selasa (9/3/2021).
Dikatakan Rubini, bantuan bedah rumah layak huni sangat belum dirasakan manfaatnya bagi keluarganya. Kendati belum di terimanya bantuan tersebut, warga yang tidak mempunyai penghasilan tetap ini, terkadang dirinya merasa iri melihat warga yang rumahnya masih layak huni dibandingkan dengan rumahnya menerima bantuan bedah rumah sedangkan dirinya tidak.
“Bantuan bedah rumah itu sangat diharapkannya, untuk membantu keluarga kami, saya berharap kepada pemerintah agar lebih teliti lagi dalam mengevaluasi dalam memberikan bantuan rumah layak huni,”ungkap janda dua orang anak ini.
Di akui Rubini, bahwa bantuan Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang tiap tahunnya telah menganggarkan dana triliunan untuk program pembangunan RLH ini.
Namun program tersebut sepertinya tidak tepat sasaran dan terkesan tebang pilih dan disinyalir adanya kepetingan dalam penyaluran bantuan tersebut. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya warga miskin di Kabupaten Pesawaran yang mestinya layak menerima Bantuan Rumah Layak Huni dari Program pembangunan perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR ) setiap tahunnya telah mengalokasikan anggaran triliun.
“Sering kali bantuan yang direalisasikan pemerintah tidak tepat sasaran. Kondisi itu diakibatkan adanya dugaan sistem tebang pilih. Banyak yang dapat bantuan bedah rumah itu orang-orang yang sudah di kondisikan atau orang yang mempunyai hubungan family. Sedangkan orang yang tidak mampu sering ditinggalkan. Untuk tahun ini kita harap Pemerintah lebih selektif lagi merealisasikan bantuan agar tepat sasaran, ”paparnya.
Ditahun tahun sebelumnya, menurut Rubini dirinya sudah 6 kali mengajukan proposal bantuan bedah rumah ke pihak desa melalui Rt setempat.
“Sudah sering kali pihak Rt ke rumah meminta dokumen persyaratan untuk bantuan bedah rumah. Namun bantuan bedah rumah itu sampai sekarang belum teralisasi. Padahal saya warga yang benar benar tidak mampu dan tinggal di rumah gribik,” tutur janda 2 anak ini.
Ia pun berharap kepada pemerintah dalam menyalurkan bantuan bedah rumah untuk warga miskin agar lebih selektif lagi memberikan bantuan itu, apa lagi saat ini bantuan akan disalurkan tiap desa setiap tahunnya agar kesannya tidak tebang pilih, sehingga yang mendapat bantuan rumah stimulan itu merupakan warga yang benar membutuhkan,”harapnya.
Menurut Rubini, bantuan bedah rumah memang direalisasikan pemerintah namun bantuan itu diterima oleh warga yang dianggap masyarakat cukup mampu.
“Orang yang benar benar tidak mampu seperti saya yang tinggal di rumah geribik hamya lewat bantuannya. Itu dikarenakan mereka tidak dekat dengan pemerintah desa,”tandasnya. (Zainal/Nardi)
Komentar