oleh

Petani Eucalyptus Serahkan Bantuan Ke Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Lampung

-Pemprov-168 views

 

Bandarlampung – Petani minyak kayu putih yang juga menanam dan memproduksi pohon anti virus corona Eucalyptus jenis Globulus, menyerahkan 50 pic olahan Eucalyptus Globulus, kepada Tim Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Lampung, untuk diuji cobakan kepada pasien covid-19 yang diirawat di RSUD Abdoel Moeloek. Selasa 12 Mei 2020.

Eko M Cahyo, petani asal Bandar Jaya, Lampung Tengah itu, datang ke Posko Gugus Tugas, didampingi rekannya, dan bantuan diterima Wakil Ketua IV Tim Gugus Tugas Penanggulangn Covid-19 Provinsi Lampung. Pohon jenis Eucalyptus Globulus itu termasuk langka di Indonesia, karena habitatnya ada di negeri kangguru Australia.

“Ya dulu cuba dikasi temen. Ada bijinya kita bibit, sekarang saya cuma tanam sekiatr 2,5 hektar. Lainnya pohon kayu putih. Daun Eucalyptus Globulus itu ya diproduksi hampir sama seperti minyak Eucalyptus penghasil minyak kayu putih. Warnya berbeda dengan minyak kayu putih, jenis Globulus agak ke warna oren,” katanya, di Peprov Lampung.

“Ya sepertinya cuma kita di Indonesia yang tanam pohon Eucalyptus jenis jenis Globulus, yang saya tahu ada petani Eucalyptus jenis Deglupta, dan Eucalyptus jenis Pellita. Jenis Deglupta dan Pellita umumnya untuk olaha kayu, hiasan, atau bangunan,” kara Eko.

Eko sendiri mengaku tidak sengaja menanam jenis itu. Karena memang ada yang lebih berbeda dengan minyak kayu putih. “Saya baca dari keterangan lounching kementan itu, jenis yang digunakan untuk bahan antivitus Corona itu Eucalyptus jenis Globulus. “Ya kebetulan punya kita. Selama ini untuk usaha rumahanya. Jadikan minyak angin istilah kita mah. Mudah mudahan itu benar, sehingga kaya manfaat, dan bisa bermanfaat,” katanya.

Eko mengaku motivasi selama ini menanam pohon itu ya untuk usaha rumahany. “Ya untuk usaha industri kecil kecilan mas. Sepertinya itu yang belum ada, jadi saya baca baca di internet. Bibitnya masih sedikit, saya kembangkan pembibitan dari bijinya. ya cuma sedikit, demi sedikit,” ujarnya.

Baca Juga:  Pemprov Lampung Gelar Rapat Pembuatan Video Inovasi Teknologi

Sebelumnya pohon penghasil Eucalyptus yang dilaunching Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai inovasi antivirus Covid-19 berbasis eucalyptus, ternyata sudah lama di taman dan diproduksi industri rumahan oleh petani minyak Eucalyptus Globulus di Lampung.

Kepada wartawan Eko mengaku setengah tidak percaya saat menyaksikan siaran lounching oleh Kementan itu, Dia sampai membaca berulang ulang, untuk memastikan yang disebut itu adalah benar tanaman yang di tanam, dan dia produksi selama ini.

Jika itu benar, kata Eko, dirinya langsung menyiapkan sampel produksinya, untuk disumbangkan atau menyumbangkan minyak eucalyptus globlu hasil perkebunan miliknya ke Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Provinsi Lampung. “Meski baru produksi terbatas, maka saya ingin membantu nyumbang untuk diuji cobakan ke Gugus Tugas di Provinsi Lampung. Kita utamakan daerah kita dulu,” kata Eko yang ingin berbuat untuk Lampung.

Eko mulai bertani Eucalyptus Globulus, sejak 2017 lalu, dan hanya beberapa hektar. Selama diproduksi secara home industri. Setelah membaca kabar Kementerian Pertanian melaunching inovasi antivirus berbasis Eucalyptus. ”Saya sebagai petani Eucalyptus Globulus ingin turut membantu saudara-saudara kita dalam menghadapi covid 19 dan saya berharap penelitian yang di lakukan kementerian pertanian tersebut bisa di terapkan kepada pasien covid 19,” kata Eko.

Selama ini Eko kerap mencoba sendiri beberapa penyakit mengunakan minyak Eucalyptus Globulus miliknya, misalnya sesak nafas, jerawat, herves, di oleskan minyak Eucalyptus Globulus cepat sembuh. “Saya coba jerawat, ada teman herves, sesak napas, dioles minyak Eucalyptus Globulus penyakitnya sembuh,” katanya.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) melaunching inovasi antivirus berbasis eucalyptus di Ruang Utama Agriculture War Room (AWR), Jakarta, Jumat 8 Mei 2020. Produk inovasi ini merupakan hasil uji lab para peneliti pertanian yang dinilai mampu menangkal penyebaran virus.

Baca Juga:  Akibat Keterbatasan Kuota, Pupuk Lampung Jadi Langka

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed