oleh

AWPI Lampung Serukan Perlawanan Kekerasan Jurnalis

Bandar Lampung – Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (DPD AWPI) Provinsi Lampung menyerukan perlawanan kekerasan terhadap jurnalis.

Hal ini menyikapi aksi brutal dan premanisme yang dilakukan oknum ketua panitia pelaksana Bupati Cup Lampung Utara, Juanda Basri terhadap jurnalis biro SCTV-Indosiar, Ardy Yohaba saat hendak mengklarifikasi kericuhan pertandingan sepakbola Piala Bupati Cup yang digelar pada Stadion Sukung Kelapa Tujuh Kecamatan Kotabumi Selatan, Jum’at (28/8/2020).

“AWPI menyerukan perlawanan, langkah hukum sudah dilakukan, semua pihak harus belajar dan memahami fungsi Pers, tidak selalu berulang terjadi di Bumi Lampung,” kata Deni Kurniawan, Ketua DPD AWPI Lampung, Jumat (28/9/2020).

Deni yang juga Pemimpin Umum Fajar Sumatera TV itu menambahkan ancaman Pidana bagi siapapun yang menghambat ataupun menghalangi kerja jurnalistik.

“Hukuman pidana maksimal dua tahun penjara atau denda Rp500 juta sesuai pasal 18 Undang-undang Nomor 40 tentang pers,” jelasnya.

Atas kejadian itu, Ardy Yohaba bersama Deferi zan (Ketua) dan Heri yanto (Sekertaris) Badriansyah dan jajaran Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (DPC AWPI) Kabupaten Lampung Utara melaporkan Peristiwa yang di alami nya ke Mapolres Lampung utara, Laporan diterima langsung oleh Ka.Spkt. Ipda Pol. Irwanto, Unit Sentra Pelayanan (SPKT) dengan nomor Laporan Polisi : LP / 855 /B / VIII / 2020 / POLDA LAMPUNG / RES L.U.

Terpisah Ardy Yoehaba, jurnalis biro SCTV-Indosiar mengatakan, sebelum terjadi pemukulan, kamera miliknya dirampas oleh Ketua panitia yang belakangan diketahui bernama Juanda Basri.

Atas tindakan pemukulan yang dialami tersebut, Ardi mengalami luka di bagian pelipis sebelah kanan. Sementara untuk kamera yang biasa digunakan untuk bekerja, akhirnya dikembalikan setelah 30 menit melakukan negosiasi. Namun baterai kamera miliknya hingga saat ini belum dikembalikan.

Baca Juga:  Emak-emak Langkapura Serbu Aryodhia

“Saya datang ke lokasi untuk konfirmasi terkait kericuhan pertandingan. Setelah memperkenalkan diri kepada salah satu pengurus KONI, saya diarahkan untuk mewawancarai ketua panitia. Setelah menunggu sekitar 30 menit ketua panitia datang dan sempat berbicara sebentar barulah Juanda Basri, memukul dan menyita kamera,” ungkap Ardy. (Rls)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed