Bandar Lampung-Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dinilai tidak serius dalam menangani serta memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang hingga saat ini warga Lampung yang terpapar mencapai 2905 orang.
Terlalu menganggap enteng virus dari Wuhan dengan mengatakan korona anggap saja tidak ada dan cukup diinjak-injak serta lebih serius bermain Golf ,memicu sentiment publik jika mantan Sekdaprov bermasalah dan gagal paham atas kewajiban memberikan pelayanan kesehatan warga Lampung yang merupakan tanggung jawab pemerintah.
“Dari Maret sudah jelas, urusan 3 M menjadi kewajiban masyarakat (termasuk ormas dan NGO),sedangkan urusan 3 T menjadi kewajiban pemerintah pada semua tingkatan. Para penyelenggara negara jangan lebih sibuk ngurus 3 M, sementara ngurus 3 T nggak becus. Bukannya ngurus Test, Tracing dan Treatment malah sibuk buat rekaman lagu segala, mungkin kegeeran merasa lebih banyak punya fans fanatik daripada penyanyi beneran,”kata tokoh muda Lampung, Nizwar Affandi, Rabu (18/11).
Mantan Ketua AMPG Lampung ini mengatakan, Gubernur Arinal mesti segera sholat taubat dan minta ma’af ke rakyat Lampung karena bisa jadi sikapnya yang menyombongkan diri terkait penanganan pandemic, dan menganggap remeh bahaya penyebarannya selama ini ,telah membuat eskalasi pandemi COVID-19 di Lampung melonjak tajam.
“ 16 September lalu, ketika beliau mengklaim sebagai juara penanganan pandemi dan mengajak masyarakat menganggap Coronavirus tidak ada dan kalau ada diinjak-injak saja, wajar saja karena saat itu kasus positif di Lampung baru 666 orang dengan tingkat kesembuhan 61% dan jumlah kematian 25 orang. Sampai kemarin naik lebih dari 4 kali lipat jadi 2.766 kasus dgn tingkat kesembuhan yg terburuk kedua setelah Papua, angka kematian sudah 110 orang dan kasus aktif mencapai 1.133 orang sampai-sampai semua ruang isolasi dan perawatan di RS-RS rujukan terisi penuh,”ungkapnya.
Dikatakan mantan Komisioner KPU Bandar Lampung,di saat secara nasional laju pertumbuhan kasus melambat, tingkat kesembuhan meningkat, persentase angka kematian menurun dan persentase kasus aktif berkurang lebih dari separuh.Di Lampung justru sebaliknya.
Alhamdulillah belakangan beliau sepertinya sudah lebih tahu diri, sudah agak lama nggak mengulang-ulang klaim sebagai yg terbaik menangani pandemi, nggak seperti sebelum-sebelumnya selalu disampaikan dalam semua kesempatan berbicara,”cetusnya.
Kendati demikian, Affan juga menyesalkan ketidakberdayaan DPRD Lampung yang terlalu takut untuk mengajukan hak bertanya apalagi hak interpelasi, hak angket maupun hak menyatakan pendapat atas indikasi ketidakbecusan ini.
“Padahal jelas ketidakbecusan kebijakan dan kesembronoan sikapnya telah membahayakan keselamatan rakyat banyak,”ucapnya.
Pembenahan di internal Satgas juga menjadi sorotan politisi Golkar, menurutnya ibarat sepakbola mestinya setelah 8 bulan dihajar habis-habisan oleh corona ada pergantian pemain yang dilakukan.
“ya jangan takut ganti pemain, OPD terkait yang tidak becus jangan ditunggu sampai pensiun baru diganti. Lama-lama publik akan bilang kalau beliau sebagai pelatih timnya yang memang nggak punya passion untuk memenangkan pertandingan atau ya memang nggak punya kapasitas alias nggak becus.
Saran saya, Gubernur mesti segera sholat taubat, minta ma’af ke publik, rombak tim satgas dan kerja lebih sungguh-sungguh, (satu lagi hampir lupa) jadwal main golf nya kalau bisa dikurangi jangan justru malah ditambah,”tandasnya.(Bung)
Komentar