Pesawaran (analisis.co.id) – Garisan tangan seorang manusia sudah ada yang ngatur. Kalimat itulah yang pas diberikan kepada Ismed Inanu.
Bagaimana tidak, Ismed yang kala itu pernah menjadi wartawan yang pernah berdinas di wilayah Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu wartawan yang cukup kritis selama bertugas sebagai seorang Jurnalis, kini banting setir menjadi seorang abdi negara.
Begini pengalaman dan perasaan mantan seorang wartawan, Ismed Inanu selama empat tahun menjabat sebagai Kades Desa Way Layap menceritakan kepada reporter analisis.co.id saat bincang-bincang santai dikediamannya, Sabtu (26/4/2021)
Pria berumur 37 tahun itu menjabat sebagai Kepala Desa Way Layap, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran sejak tahun 2017 lalu, dirinya terus menorehkan perjuangan demi kemajuan masyarakat desa yang dipimpinnya dengan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM), anak putus sekolah, pernikahan dini serta kesehatan anak yang telah berhasil diperjuangkan.
“Pada saat itu angka pernikahan dini di way layap paling tinggi di Pesawaran. Motivasi inilah, saya mencalonkan diri menjadi kepala desa. Dengan sosialisasi kemasyarakat dengan memasang baner- baner dan Alhamdulilah sekarang tradisi nikah muda di desanya sudah tidak ada lagi,”paparnya.
Sudah banyak hasil pembangunan desa way layap, di rasakan Manfaat nya bagi masyarakat karena tidak sedikit perjuangan yang di laku kan oleh Ismed selama dia menjabat menjadi kepala desa way layap di kecamatan Gedong Tataan.
Dikatakan Ismed, sebagai putra daerah, yang sedari kecil sudah mengerti hiruk pikuk kehidupan masyarakat di desanya, dan sebagai generasi penerus, dia merasa bertanggung jawab dan akan berupaya semaksimal mungkin untuk kesejahteraan warga Desa Way Layap yang disebut sebut juga sebagai desa Kabupaten Pesawaran, karena desa tersebut berada di Kantor Pemkab Pesawaran.
“Banyaknya program yang dikucurkan pemerintah nanti akan memanfaatkan dana desa untuk kemakmuran warga yang mayoritasnya adalah petani,” paparnya.
Dirinya juga menyadari adanya dana desa kerap menjadi sorotan berbagai pihak, untuk itu dia mengaku akan sangat berhati-hati untuk pengelolaanya agar tepat guna, tepat sasaran dan yang utama tidak bersinggungan dengan peraturan perundang-undangan.
“Pastinya untuk anggarannya harus hati-hati, transparan dan melibatkan seluruh masyarakat, dengan begitu potensi penyimpangan bisa diminimalisasi, sehingga semua bisa dipertanggung jawabkan,” tandasnya.
Sehubungan program dana desa, lanjutnya, di kucurkan oleh pemerintah di ditahun 2021, dalam pengalokasinnya penggunaan anggaran Dana Desa senilai Rp.96.976.500 rupiah diprioritaskan untuk penanganan Covid-19, pelaksanaan kegiatan Padat Karya Tunai dan kegiatan Bantuan Langsung Tunai.
“Dalam pengalokasian dana desa tahap pertama di tahun 2021, kami fokuskan untuk penanganan Covid-19 saat ini,”jelas Ismed.
Selain itu juga, tambah Ismed, di tahun 2017 lalu dalam pembangunan fisik, kami membangun rabad beton yang ada di dua dusun desa setempat. “Pembangunan rabat beton tersebut ada yang sepanjang 5p meter dan ada juga dengan panjang 300 meter,”terangnya seraya ia mengatakan bahwa Desa Way Layap dari Kecamatan Gedongtataan yang pertama kali membeli mobil ambulans di tahun 2020.
Menurut Ismed, sebelumnya desa yang dipimpinnya bahwa anggka kemiskinan tinggi dan alhamdulillah saat ini sudah menurun di desanya.
” Ini berkat bantuan dari Bupati, dari provinsi dan pusat. Karena kita terus mendorong dan alhamdulilah selalu di suport khususnya dari kabupaten,”ungkapnya.
Sementara itu,saat di komfirmasi Ketua Posyandu Desa Way layap mengatakan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Posyandu yaitu Kesehatan dan asupan makanan yang bergiji,
“Yang di tekankan oleh kepala Desa kepada Posyandu yaitu terkait Kesehatan dan asupan makaman. Makanan Seperti kacang hijau, susu lansia,susu murni,susu Ibu Hamil, telur dan sayur”katanya.
Terpisah, Hendra salah satu warga setempat mengatakan, sejak Desa Way Layap dipimpin oleh Bapak Ismed Inanu, sudah banyak perubahan yg terjadi di desa ini. Terutama pembangunan fisik seperti sumur bor, rabad beton, talud, mobil ambulan. Itu semua sangat kami rasakan manfaatnya,khususnya oleh masyarakat disini.
“Dulu sebelum dibangunya sumor bor, warga kesulitan menggunakan air bersih dan juga pembangunan talud disepanjang jalan desa, apa bila musim penghujan tiba banyak genangan air (banjir, red) keadaan Ini sangat dikeluhkan masyarakat pada waktu itu. Tapi setelah dibangunya talud dan disepanjang jalan desa tidak lagi terjadi ngenangan air saat musim penghujan tiba,”pungkasnya. (zainal)
Komentar