oleh

Pelayanan RSUD Pesawaran Terus Tuai Keluhan

-Daerah-280 views

PESAWARAN (Analisis.co.id) Belum selesai keluhan pada sejumlah masyarakat (pasien,red) terkait Pelayanan Kesehatan (Yankes) di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pesawaran.

Kini muncul lagi keluhan secara khusus pada minimnya fasilitas pendukung bagi pasien rawat inap di dalam rumah sakit umum daerah setempat.

Salah satu keluarga pasien yang dirawat di RSUD Pesawaran, dikabarkan sudah selama satu hari ini belum mendapatkan pelayanan tambahan daerah dari pihak rumah sakit tersebut, alasannya stok darah terbatas.

Akibat dari keterbatasan stok kantong darah di RSUD Pesawaran, pihak perawat rumah sakit itu meminta kepada pihak keluarga pasien untuk mencari darah yang dibutuhkan pasien harus sebanyak dua kantong darah golongan O, ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek Bandar Lampung untuk bisa memenuhi tambahan darah bagi si pasien.

“Yang dibutuhkan pasien Yulianto transfusi darah O, sebanyak dua kantong, karena kakak sepupunya di diagnosis oleh dokter menderita penyakit.

‘Thelasemia’,”kata Imam yang merupakan keluarga pasien, saat ngombrol santai di warung makan “Raja Serbu”yang berada tidak jauh dari kantor Pemkab Pesawaran, Selasa (15/6/2021).

Imam selaku keluarga pasien mengaku, kesal dengan pelayanan RSUD Pesawaran, lantaran tak tersedianya stok kantong darah bagi pasien yang membutuhkan. Sehingga keluarga pasien harus pindah ke rumah sakit lain.

“Kalau pelayanannya macam begini, kita mau kemana lagi, sementara kita harus berusaha cari pendonor darah golongan darah O, namun itu susah di dapat,”sambung Imam seraya mengatakan, tidak bisa membuatkan BPJS, karena kakak sepupunya itu karena dia tidak tinggal denganya melainkan tinggal di Palembang, dia kesini hanya silahturahmi (main,red) saja.

Terkait hal ini, pria Kecamatan Way Khilau, Kabupaten Pesawaran, dirinya dipanggil oleh salah satu perawat untuk mencari darah golongan O di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek Bandar Lampung, lalu ia menanyakan kepada si perawat itu.

Baca Juga:  Buka Bimtek, Winarni Pinta Satuan PAUD Bantu Masyarakat Wujudkan Pendidikan Berkualitas

“Ibu, menyuruh saya ke RSUD Abdoel Moeloek. Apakah ibu yakin di rumah sakit tersebut ada darah yang dibutuhkan oleh saudara saya..”! dan dijawab oleh ibu itu, Tidak, mas kami hanya bisa memberikan surat pengantar pengambilan darah saja,”cerita Imam.

Menurutnya, jawaban siperawat itu, sangat tidak masuk akal, ibaratkan kita disuruh ‘menyapu badai’ belum tau kepastiannya. Kalau kita kesana (Abdoel Moeloek,red) ya kalau ada, tetapi kalau tidak ada kan buang waktu saja. Belum kita bayar untuk pendonor daerahnya yang kita ajak, belum ngasih makan dan rokoknya dan pulangnya kita beri ongkos, kita bayar darahnya per kantor senilai Rp365 ribu, itu kan banyak biaya sedangkan kami ini orang miskin,”keluhnya.

Masih kata Imam, Seharusnya rumah sakit semegah ini jauh-jauh hari sudah memikirkan hal ini dengan cara misalanya, kerjasama dengan pihak lain, seperti PMI untuk mengantisipasi bila ada pasien di rumah sakit itu membutuhkan transfusi darah.

“Pihak rumah sakit harusnya tanggap dengan hal itu, untuk menjaga-jaga ,kalau secara mendadak tiba-tiba ada pasien yang genting membutuhkan tambahan transfusi darah, kan tidak kelabakan lagi mencari darah. Ini ngak, malah sebaliknya, pasien harus mencari atau berupaya mendapatkan darah atau mencari pendonor darah. Itu kan banyak waktu terbuang percuma. Seharusnya pasien segera mendapat tambahan darah dan sembuh. Ini ngak keburu meninggal mas saudara saya itu. Maka dari itu kami, sore ini berinisiatif keluar dari rumah sakit itu dan pihak admin sekarang lagi mengurus surat-suratnya,”cetus bapak eemat anak ini. (Zainal)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed