oleh

Sungai Woro Menjadi Daerah Potensi Bahaya Akibat Pergolakan Merapi

Sleman, Analisis.co.id – Gunung Merapi hingga Sabtu (26/6/2021) siang masih bergejolak. Gunung yang berada di perbatasan DIY Jateng itu dengan memuntahkan satu kali  awan panas guguran atau wedus gembel dan semburan lava pijar sembilan kali.   

“Awan panas guguran terjadi pada pukul 06.46 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 25 mm dan durasi 78 detik. Jarak luncur 800 m ke tenggara,” kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida.

Sedangkan lava pijar guguran tujuh kali terjadi pada periode 00.00 WIB-06.00 WIB dengan jarak luncur 1100 meter ke arah barat daya dan dua kali pada periode 06.00 WIB-12.00 WIB dengan jarak luncur 1.000 meter juga ke arah barat daya.

Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 m di atas puncak kawah. Cuaca berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dan barat. Suhu udara 21-27 °C, kelembaban udara 68-98 %, dan tekanan udara 567-708 mmHg. “Gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III,” ujarnya.

Pada Sabtu (26/6/2021) peride 00.00 WIB-12.00 WIB, juga tercatat gempa guguran 141 kali, gempa hembusan delapan kali, gempa fase banyak/hybrid enam kali da gempa vulkanik dangkal tiga kali. “Status aktivitas gunung Merapi level III atau siaga,” katanya.

Tingginya aktivitas ini menyebabkan radius potensi bahaya awan panas dan lava pijar ada perubahan dan penambahan. Yaitu pada sektor tenggara-barat daya sejauh 3 kilometer (km) ke arah Sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih. Lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km.

“Sebelumnya radius potensi bahaya guguran lava dan awan panas ke sektor selatan barat dan tenggara arah Sungai Gendol sejauh 3 kilometer dan tidak ada yang mengarah ke Sungai Woro,” katanya.

Baca Juga:  Lampung Tak Ada Gubernur, Arinal Sibuk 'Plesiran' ke Vietnam

Untuk itu masyarakat dihimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. (tuti)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed