SLEMAN, Analisis.co.id – Peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi DIY dan Jawa Tengah dalam beberapa hari mulai terlihat. Aktivitas yang mulai membuat sebagian warga yang tinggal diseputar lereng gunung terjadi pada saat awan panas guguran yang keluar dari puncak Gunung Merapi Minggu (8/8/2021) pagi menyebabkan hujan abu tipis di Kabupaten Magelang dan Boyolali, Jawa Tengah.
Hujan abu tipis ini terpantau mengguyur wilayah Tlogolele serta Klakah Ngisor di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Selain itu juga terjadi di Kapuhan, Paten, Ngowok, dan Babadan di Kabupaten Magelang, Jateng. Sedangkan untuk wilayah DIY aman.
BPPTKG pada Minggu (8/8) mencatat ada serangkaian awan panas guguran meluncur dari gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan DIY ke ara barat daya. Selama periode pengamatan pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, awan panas guguran terpantau meluncur pada pukul 02.32, 04.20, dan 04.58 WIB dengan jarak luncur maksimum 3.000 meter.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Sementara itu dari posko DPD RENTAN DIY yang terlibat langsung dalam SAR Gabungan Posko Merapi di Cangkringan di dapatkan info bahwa sudah terlihat satwa sudah mulai turun gunung.
“Ya pada intinya kita harus tetap waspada dan berjaga, tentang segala perubahan dan perkembangan gunung merapi,” kata Arfian Ketua DPD RENTAN DIY saat diwawancarai Selasa (10/8/21) pagi.
Ketika ditanyakan mengenai jumlah personil DPD RENTAN yang berjaga di posko, Arfian menjelaskan bahwa untuk personil tidak dibatasi karena dibuat sistem piket jadwal. “Untuk personil anggota dari beberapa waktu terakhir ini sudah siap siaga dan tanggap baik lengkap personil maupun Alat perlengkapan APD dan Peralatan RESCUE lainnya, yang nantinya akan berfungsi guna membantu evakuasi disaat momongan (gunung Merapi) muntah (meletus) sewaktu-waktu, dan bila terjadi hal seperti itu kami sudah siap diri untuk langsung turun kelapangan (TKP),” jelasnya.
Lebih lanjut Arfian menjelaskan kemarin (Senin, 9/8/21) disaat sedang bertugas, personil sempat mengambil gambar turunnya satwa dari puncak gunung merapi berupa monyet liar. “Biasanya jika sudah ada beberapa satwa yang turun dari gunung, berarti aktivitas merapi semakin meningkat. Tapi sampai saat ini masih tetap dilevel lll, dan kondisi merapi beberapa kali mengeluarkan lava pijar, pungkasnya. (tuti)
Komentar