Kulonprogo, Analisis.co.id – Harga cabai merah di pasaran yang sangat murah membuat petani cabai di Kabupaten Kulonprogo terpuruk. Tanaman cabai di lahan pertanian dibiarkan kering untuk dibakar, dan warga yang butuh dipersilakan untuk memetik secara gratis.
Hampir sebulan terakhir harga cabai di pasar sangat murah. Cabai ini sempat bertahan pada kisaran Rp7.000 per kilogramnya, namun turun menjadi Rp5.000. Belakangan harga kembali turun di kisaran Rp2.500 sampai Rp3.000.
Harga cabai yang murah membuat petani enggan mengurus tanaman yang ada. Harga segitu tidak sebanding dengan biaya produksi sehingga tanaman dibiarkan kering untuk selanjutnya dicabut dan dibakar.
“Terpaksa kami cabuti dan bakar, nanti ganti tanaman lain. Harganya murah dan tidak sebanding dengan biaya produksi,” kata Agus petani cabai di Pleret, Panjatan saat ditemui usai bakar cabai, Rabu (25/8/21).
Murahnya harga cabai ini ditengarai karena dampak pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4. Hal ini menjadi cabai produksi petani Kulonprogo tidak bisa terserap maksimal di pasar luar daerah. Akibatnya cabai melimpah di pasar lokal dan harganya turun.
“PPKM membuat pengiriman cabai ke Jakarta tersendat sehingga harganya turun,” katanya.
Cabai produksi lahan pesisir memiliki kualitas yang lebih bagus. Tanaman yang ada juga memiliki masa panen yang lebih panjang dibandingkan cabai lahan persawahan. Bahkan dengan pemupukan dan perawatan intensif, tanaman cabai bisa bertahan sepanjang musim.
“Biaya produksi cabai pesisir lebih mahal, tetapi panenan juga lebih lama,” jelasnya.
Sejumlah petani cabai kini mempersilakan warga yang butuh cabai untuk datang dan memetik sendiri. Mereka merelakan semua itu untuk bersedekah. Karena jika tanaman dibiarkan cabai juga akan busuk dan dibuang sia-sia.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Muh Aris Nugroho mengaku prihatin dengan harga cabai yang murah. Informasinya cabai produksi petani tidak bisa terserap di pasar karena adanya kebijakan PPKM. Selain itu permintaan cabai juga mengalami penurunan.
Idealnya petani cabai akan mendapatkan keuntungan ketika harganya mencapai Rp9.000 per kilogram. Harga segitu petani masih untung meskipun tipis.
“Pesisir selatan ini memang sentral cabai Kulonprogo, harapan kita bisa berbagi waktu tanam agar harganya lebih terjaga,” pungkasnya. (tuti)
Komentar