Jelang penetapan tiga nama calon Rektor Unila, , salah satu Bakal Calon dikabarkan melakukan karantina anggota Senat Unila, di salah satu Hotel Bandar Lampung. Bahkan pertemuan itu diduga disokong oknum pengusaha pemilik tempat wisata terkenal di Lampung.
“Iya informasi yang diterima bahwa malam ini 21 Desember 2022 salah satu bakal calon Rektor Unila melakukan karantina para pemilik suara (senator) di salah satu hotel mewah di Lampung,” kata Ketua Lampung Police Watch (LPW) Rizani, kepada wartawan, Rabu malam.
Karena itu. LPW mendesak KPK mengawasi kabar tersebut, karena tindakan ini bisa terindikasi telah terjadi transaksi baik materiel maupun janji sharing jabatan dan kekuasaan. “Pilrek Unila yang pertarungannya akan dilaksanakan putaran pertamanya besok. Kami LPW meminta atensi khusus KPK untuk memantau satu persatu senator Unila sejak malam ini hingga pilihan selesai,” katanya.
LPW berkeyakinan KPK bisa menjangkau masing-masing senator. Mengingat setiap senator telah menyerahkan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara) yang didalamnya tercantum nomor HP yang aktif.
Hal ini lanjut Sani, sapaannya, jelas sangat mencederai marwah Unila sebagai masyarakat akademis yang menjunjung tinggi hak demokrasi setiap warganya. “LPW juga meminta KPK dapat menemukan dan menindak pengusaha dari pihak luar Unila yang diduga menyokong salah satu bakal calon rektor. Ini pasti politik Ijon dengan kompensasi proyek dan semua pasilitas bisnis yang akan mendatangkan keuntungan,” kata Sani.
Sebelumnya delapan Bakal Calon Rektor Universitas Lampung (Unila) memaparkan visi, misi, dan Program kerja (Progja). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian tahapan pemilihan Rektor Unila periode 2023 – 2027 yang digelar di Gedung Serbaguna kampus setempat, Selasa, 20 Desember 2022.
Kegiatan juga dilaksanakan secara daring yang disiarkan langsung melalu kanal YouTube Unila https://s.id/pilrekunila22 dan dapat disaksikan langsung oleh seluruh sivitas akademika Unila maupun masyarakat umum.
Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unila Prof. Abdurrahman menjelaskan, pemaparan visi, misi, dan program kerja bacarek Unila merupakan tahap penting dalam penyaringan calon rektor, setelah sebelumnya dilakukan penjaringan aspirasi internal Unila.
“Selain mengenalkan lebih detail tentang bakal calon rektor, kita ingin semua visi, misi, dan program kerja diketahui khalayak baik internal maupun eksternal,” ujar pria yang akrab disapa Abe ini.
Dari hasil pendaftaran, kemudian ditetapkan melalui penjaringan oleh Senat Unila, delapan Bakal Calon Rektor periode 2023 – 2027. Penyampaian visi, misi, dan program kerja, dibagi menjadi dua sesi yang dihadiri anggota Senat Unila, dosen, tenaga kependidikan, serta para stakeholders.
Komentar