oleh

Dua Jam Dengan Gubernur, Hanya Lima Menit Tegang

Tepat pukul 9.30 rombongan Media Kreator Siber Indonesia (MKreasi) mendatangi rumah dinas Gubernur Lampung ,biasa disebut Mahan Agung. M-Kreasi mendapatkan jadwal Audiensi dengan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi pukul 10.00 namun permintaan dari Biro Adpim agar berkenan hadir setengah jam sebelumnya, meski sempat tertunda beberapa waktu lalu namun akhirnya dapat dijadwalkan kembali Hari Selasa (18/7/2023) .

Punggawa Mkreasi Elkamabella, Deni Kurniawan, Hendri Setiadi dan Bayumi Adinata serta anggota lainnya terlihat semangat dengan jadwal Audensi yang tidak  lagi tertunda, peran Kepala Biro Adpim Yudi Hermanto sangat dominan dengan mensinkronkan waktu Gubernur dan akhirnya Ketua Golkar Lampung itu mau menerima audiensi.

Hari Senin sebelumnya Mkreasi melalui Bayumi sudah mendapatkan konfirmasi jika jadwal bertemu dengan Gubernur Lampung tidak lagi tertunda dan dipastikan Gubernur akan menerima Audiensi Mkreasi, hanya lokasi saja yang berubah sebelumnya pertemuan dijadwalkan di ruang Kerja Gubernur namun berubah di Mahan Agung.

Akhirnya 8 orang pengurus Mkreasi berkumpul di ruang tunggu Mahan Agung, gugup, cemas was-was bahkan takut serta grogi.Maklum sebagai organisasi yang baru terbentuk dan menggagas sejumlah program tentunya ingin tampil sempurna di depan Gubernur dan berharap ide serta gagasan dapat diterima.

Wajar jika cemas,grogi dan was-was kompak dirasa semua pengurus. Karena baru pertama kali untuk berdialog langsung tanpa embel-embel wawancara, karena biasanya pada beberapa kesempatan anggota dan pengurus Mkreasi adalah Jurnalis yang biasa melakukan liputan di Kantor Gubernur.

Bertemu dengan Ketua Golkar itu hanya saat wawancara, kesan tegas bahkan pemarah dan alergi terhadap media lebih mendominasi perasaan kami masing-masing.

Beberapa terlihat berdiri dan menghabiskan waktu dengan merokok, beberapa menyibukan diri dengan gawai masing-masing sembari berswafoto dan update status WhatsApp.

Akhirnya usai menerima tamu lain, Gubernur berkenan menerima. alhasil suasana tegang mulai merambat tak ada senyum yang tersimpul dari kami, dudukpun salah tingkah kurun waktu lima sampai 10 menit kami hanya berdiam diri  dan terlihat sangat serius mendengarkan pemaparan Elka selaku Ketua MKreasi seperti apa organisasi ini di hadapan Gubernur.

Biasa, dalam pertemuan resmi tentu saja basa basi dan sambutan menjadi hal yang lumrah namun usai pemaparan menjelaskan tujuan visi misi organisasi, Gubernur mendadak bertanya.

“Ini apa siber-siber ini, apa ada kaitanya dengan Polisi,”Tanya Gubernur mendadak kepada Plh Kadis Kominfo Ahmad Saipullah yang mendampingi pertemuan.

“Jadi Apa Cerita,”sergah Gubernur.

Mendapat sambutan seperti itu, kontan nyali kami ciut asa menipis dan ingin rasanya cepat-cepat pergi dari tempat pertemuan, kami berspekulasi jika Gubernur kurang antusias dengan MKreasi.

Baca Juga:  Mengantuk, Sopir Truk Tangki Pertamina Tabrak Pembatas Fly Over

Tetapi itu hanya hitungan menit,  Pria Kelahiran Gunung Batin, Way Kanan langsung mematahkan asumsi kami yang spekulatif, pertemuan dua jam hanya membuat kami lima menit tegang, selepasnya tertawa.

Dengan semangat Ia mengatakan jika media mempunyai peran penting dalam pembangunan dan sejatinya Mkreasi dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, dengan fokus pada publikasi yang seimbang dan berkesinambungan. “Publikasi yang seimbang bukan berarti hanya memuji program-program Pemerintah Provinsi yang baik, namun juga mencakup kritik-kritik yang dibangun berdasarkan fakta yang kuat,” kata dia.

Dirinya dengan tegas meminta Mkreasi untuk menjalankan tugasnya secara profesional dengan melakukan konfirmasi dan verifikasi kepada narasumber sebelum mempublikasikan informasi. Pemprov Lampung, seperti yang diakui Gubernur, tidak alergi dengan kritik, tetapi hanya jika kritik tersebut didukung oleh fakta yang sahih.

Dalam pemaparannya, Arinal Djunaedi, menyayangkan banyaknya media yang menyebarluaskan informasi tanpa memastikan kebenarannya terlebih dahulu. Beliau bangga akan sejumlah prestasi Pemprov Lampung dan penghargaan dari Pemerintah Pusat, yang dianggapnya belum seluruhnya terekspos dengan baik di media.

Maka, dengan penuh semangat, Gubernur meminta Mkreasi untuk turut bersinergi dalam mensosialisasikan program-program unggulan Pemprov Lampung sehingga informasi tentang prestasi, seperti program petani berjaya, dan berbagai program inovatif lainnya, dapat lebih merata diakses dan dinikmati oleh seluruh masyarakat Lampung.

Dia berharap wadah yang dihuni insan pers yang kreatif, berdedikasi untuk memberikan manfaat bagi khalayak umum melalui karya jurnalistik yang berkualitas.

“Ya sudah kita santai ajalah, ngobrol biasa,”kata Gubernur sambil menghidupkan rokok.

Suasana mulai mencair, pembahasan peran media dan sebagainya sudah tidak lagi menjadi bahasan yang mendominasi. Mantan Sekdaprov Lampung mulai bercerita.

Awal menjadi PNS, sempat menjadi pengusaha, menjadi pengurus berbagai macam organisasi bahkan viralnya Lampung karena ulah Bima juga menjadi pembahasan, namun secara dewasa, Gubernur mengatakan selalu ada hikmah dari setiap peristiwa. Ia tak mengambil hati dengan kritik membangun, namun akan tidak terima jika kritik cenderung nyinyir dan menyerang pribadi.

Lontaran cerita lucu dari Gubernur mampu mengocok perut kami  hingga mengeluarkan air mata, alhasil pertemuan dua jam dengan Gubernur Lampung lebih banyak petuah dan kisah lucu yang membuat suasana hidup.

“Itu baru dua cerita, apa mau saya ceritakan kisah lucu lagi,”kata Gubernur.

Obrolan semakin mencair dengan cerita dan pengalaman Gubernur saat berkunjung ke salah satu desa di Lampung Tengah, persoalan perburuan Burung Hantu di hamparan sawah serta ketersedian pupuk dan manfaat program Kartu Petani Berjaya.

Baca Juga:  Angin Puting Beliung Terjang Rumah Warga

“Bapak tahu Bupati Lampung Tengah?”

“Tahu,” jawab seorang petani.

“Siapa?”

“Pak Musa,” sambut petani tadi, seraya ditimpali anggukan beberapa rekan petani lain yang sedang rehat di pematang sawah.

“Sudah pernah bertemu?”

“Sudah,” sergah para petani nyaris serempak.

“Kalau Gubernur Lampung, tahu?”

“Tahu.”

“Siapa?”

“Pak Arinal.”

“Pernah bertemu?”

“Belum. Padahal kami kepingin bertemu karena sudah dapat bantuan,” ucap petani tadi.

“Bantuan apa?”

“Kami ini petani kecil, Pak. Lahan juga sempit. Kalau dulu susah buat dapetin bibit dan pupuk. Sekarang sudah mudah. Makanya kalau bisa kesampaian ketemu Pak Arinal saya mau ucapin terima kasih.”

“Kepingin banget ketemu?”

“Iyalah Pak, namanya ketemu sama pemimpinnya, jelas kepingin.”

“Saya sendiri Arinal, Pak.”

Petani itu termangu. Dia tidak segera merespon. Sampai akhirnya seorang rekannya membisikkan sesuatu dari belakang.

“Iya, saya pernah lihat gambarnya. Orangnya mirip. Berarti benar ini Pak Arinal,” ucap rekan petani itu tanpa melepas pandangannya dari orang yang berada di hadapannya.

“Oalahhh….bener iki Pak Arinal, toh. Oalah, Pakkk…,” rasa kaget campur gembira membuncah dari petani itu.

Tapi yang tidak dinyana adalah respon berikutnya. Petani itu beserta ketiga rekannya segera menghambur ke arah Gubernur Arinal. Mereka serta merta mengajak bersalaman. Tak berhenti sampai di situ. Reaksi selanjutnya tanpa sungkan satu per satu petani menempelkan pipinya ke wajah Gubernur.

“Saya sempat kaget juga melihat reaksi bapak-bapak yang spontan seperti itu. Rupanya mereka tidak menyangka saya bisa sampai di sawah mereka. Akhirnya, petani-petani lain yang kebetulan sedang lewat juga ikut berkumpul. Ngobrollah kami di pinggir sawah,” kenang Gubernur.

Dikatakan Arinal, kunjungannya ke pedesaan di Lampung Tengah itu, sebenarnya kebiasaan yang kerap dilakukannya. Turun lapang serupa juga acap kali dijalaninya ke kabupaten-kabupaten lain.

Selain ingin interaksi dengan petani, imbuh Gubernur, dirinya juga hendak melihat langsung pelaksanaan dan manfaat program Kartu Petani Berjaya di lapangan. “Saya turun ke lapangan dengan rombongan kecil saja dan tanpa publikasi. Saya memang yang meminta,” urai Arinal.

Ditambahkannya, kebiasaan bekerja yang tanpa publikasi serupa itu bukan bermaksud dirinya menghindari insan pers atau media. “Pekerjaan rutin saya sudah kerap diliput media. Tapi tak ada salahnya juga dong kalau ada bagian-bagian pekerjaan lain yang saya lakukan dan tidak mesti diliput serta dipublikasikan. Karena kerja untuk rakyat dan daerah kan memang sudah menjadi tanggung jawab saya. Jadi tidak selalu harus diliput. Sebab esensi yang paling utama adalah manfaat, bukan gembar-gembornya.”

Saat disinggung sikap demikian bisa berdampak tidak konstruktif bila dipandang dari aspek pencitraan, Arinal tidak menampiknya. “Lha, saya kerja kan bukan melulu untuk mendongkrak popularitas semata. Saya kerja menjalankan tanggung jawab sebagai kepala daerah. Tapi memang saya akui dari sekian banyak pencapaian yang sudah kami lakukan selama hampir empat tahun ini, masih kurang diketahui publik luas.

Baca Juga:  Soal Kerugian Nasabah, PT Midtou Aryacom Cuci Tangan?

Sebaliknya, ketika ada satu atau dua hal tentang Lampung yang diangkat ke permukaan lalu di-blow-up secara masif, walau cuma dilihat dari bagian ujungnya saja tanpa mengikuti prosesnya, malah tersiar luas. Viral. Tapi tak apa. Saya tidak alergi sama kritikan. Hanya saja akan lebih elok dan bijaksana bila disampaikan secara proporsional dan profesional,” harap Arinal.

Untuk hal tersebut, Gubernur Arinal menimpali, “Kaget ya kalau sesungguhnya saya suka guyon? ya, memang begini saya yang sebenarnya,” akunya seraya tersenyum.

Masih perihal pertanian, Arinal juga menyampaikan kegundahan yang mengusik pikirannya. Salah satunya perihal sikap pemburu yang banyak di perkampungan. Diceritakannya, bersama instansi terkait dirinya pernah menginisiasi melepas burung-burung hantu di sekitar hamparan persawahan yang mengalami gangguan hama tikus dalam skala besar.

Disebutkannya, akibat ulah tikus-tikus di areal persawahan, mengakibatkan tanaman padi rusak. Itu akan sangat berpengaruh terhadap produksi. Bahkan bila dibiarkan terus berlangsung sangat mungkin mengganggu ketahanan pangan di daerah. Untuk itu dirinya bersama satuan kerja menggagas pelepasan burung hantu di titik-titik lokasi yang telah ditentukan.

 

“Kami lepas banyak burung hantu. Tak sekadar dilepas, kami juga buatkan kandang-kandangnya di sekitar sawah. Tapi keberadaan burung-burung hantu itu tidak berlangsung lama. Sebab banyak pemburu yang menembakinya. Itu sangat disayangkan.

Bukan semata karena burung-burung hantu itu dilepas oleh kami, tapi coba perhatikan dampak akibat perburuan itu. Padi petani jadi kembali terganggu. Para petani yang paling merasakan dampak negatif akibat ulah segelintir pemburu tadi.

Andai kawan-kawan jurnalis dan media bisa ikut membantu dengan memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa upaya pelepasan burung hantu punya manfaat besar. Jadi mesti didukung, jangan malah diberangus,” papar Arinal.

Pada bagian lain Gubernur Arinal menyambut baik keberadaan perhimpunan M-Kreasi yang memiliki tujuan ingin berpartisipasi turut berkontribusi bagi pembangunan di Lampung.

“Mari kita bersinergi. Sekecil apa pun kontribusinya yakinlah pasti akan bermanfaat bagi masyarakat dan daerah,” kata Arinal yang mensuport program kegiatan M-Kreasi dimana agenda terdekat adalah penyusunan buku yang menjadi bagian menggalakkan gerakan literasi daerah, dan disusul Oktober mendatang perhelatan lomba burung kicau berskala provinsi. (Abung/Hendri Std, Bayu,Lucky)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed