oleh

Komisioner Makelar Suara

-Din Bacut-634 views

“Tak hanya diduga merasa ditipu oknum Anggota Komite Pemilihan Umum (Kopilu) Kota Bandar Ngapung Dery Atmojo. Caleg dari partai Banteng Berjuang, Aswin Nasitipon juga merasa ditipu oleh oknum Panitia Pemilu Kecamatan (Papetan) dan Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Pansetan),”dengan serius Din Bacut membaca berita Portal media online.

“Tak tanggung-tanggung si caleg sampai merugi ratusan juta tapi tidak mendapat suara yang signifkan otomatis tidak jadi anggota dewan,”tambah Din Bacut.

Dan si Caleg melaporkan dugaan penipuan itu ke Asosiasi Pengawasan Pemilihan Umum (Awaslu) Provinsi Lontong.

“Sudah saya duga Pemilihan umum ini pestanya para penyelenggara bukan pestanya rakyat untuk memilih wakil-wakilnya. Ini aji mumpung penyelenggara untuk meraup keuntungan pribadi saja dengan iming-iming kepada caleg pasti duduk menjadi anggota Dewan. Kalau seperti ini darimana ceritanya pemilu jujur adil dan bersih,”sergah Mat Siway.

Kalau menurut saya, potong Robi Drum pengamat politik lokal. Caleg yang berlaku curang itu pun harus mendapat sanksi pidana karena jelas-jelas telah melakukan praktik suap kepada pihak penyelenggara, dan sang penerima suap juga harus dikenakan sanksi hukum yang sama.

“Mau ngambil jalan pintas jadi caleg tapi ternyata apes. Inilah kalau mau menjadi pejabat dengan cara-cara yang tidak jujur, pasti tuhan berkehendak lain. Sudah jelas tergambar kualitas caleg seperti ini bukan mikirin rakyat kalau sudah jadi, yang ada hanya mengeruk keuntungan pribadi saat duduk menjadi legislator,”urai Robi Drum.

 

“emang kalau mau jadi anggota hewan harus ada uang ratusan juta ya Din,”Tanya Dek Yanti.

‘Anggota Dewan Dek Yanti bukan anggota hewan. Kalau anggota hewan tuh disana di kebun binatang lihat mereka cakar-cakaran dengan sesama itu baru anggota hewan”jawab Din Bacut.

Baca Juga:  Skandal Cinta Penyelenggara Pilkada

 

Adanya praktik suap ini sambung Din Bacut, terindikasi sudah terjadi sejak dahulu bukan saat pemilihan tahun ini saja.

“itu sudah jelas, yang pasti tidak mungkin si caleg mau memberikan uang jika tidak melihat celah atau memang sudah mendengar jika permainan ini sudah lama terjadi dan juga dilakukan oknum Kopilu lainnya,”

 

“jadi bagaiamana komentar Ketua Kopilu Kota Bandar Ngapung, atas persoalan ini, buang badankah atau pura-pura tidak tahu”Tanya Rustam Jebew.

“Kalau dari berita yang saya baca dengan diplomatis Budy Riadi mengaku prihatin dan dia memastikan apa yang dilakukan oleh Dery Atmojo tidak ada kaitannya dengan komisioner lain atau lembaga lainnya,”jelas Din Bacut.

“Nah kalau pendapat Ketua Awaslu Provinsi Lontong Sikardo Sangar apa Din,”cecar Rustam.

“Ini ulah oknum dan Sikardo sangat menyesalkan adanya dugaan itu dan Ia berjanji akan mengawal persoalan itu agar dapat terungkap,”

“kalau menurut saya wajar jika penyelenggara main mata dengan Caleg, lah mereka lolos dan bisa duduk menjadi komisioner saja dengan cara-cara yang tidak jujur. Semua komisioner itu titipan, jangan mimpi mau jadi penyelenggara pemilihan umum kalau kalian bukan berasal dari organisasi kemahasiswaan terkenal, jangan mimpi mau jadi komisioner kalau kalian tidak berasal dari organisasi keagamaan terbesar di negeri ini,”cetus Robi Drum.

“Owh jadi dari seleksi penyelenggara saja sudah tidak jujur ya, pantas saja si Caleg Sanggup ngasi uang ratusan juta. Tidak salah Dek Yanti mengatakan anggota Hewan karena mereka tidak menggunakan akal hanya nafsu syahwat kekuasaan yang di otak mereka,”tandas Din Bacut.

Dan hampir semua caleg pada saat pemilihan beberapa waktu lalu kata Robi Drum, melakukan politik uang. Serangan fajar itu bukan dongeng tapi nyata.

Baca Juga:  Sebelum Penggrebekan Walikota Sudah Lama Pisah Ranjang

“Bener Mas Robi, wong saya kemarin aja lumayan dapat uang dari Caleg, Mertua anak dan menantu kan satu rumah, belum lagi sembakonya. Jadi biar adil tak coblos semua yang kasih saya uang,”ungkap Lik Parno.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed