oleh

Sudah Si Bang Ini Bukan Era Abang Lagi

-Opini-196 views

Pesta demokrasi internal Partai Golkar Lampung mulai terasa sejak awal tahun ini.

Sesuai mekanisme organisasi, forum pengambilan keputusan tertinggi adalah Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Lampung, yang diawali dengan pembentukan panitia pelaksana.

Panitia ini terdiri dari Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC) yang diisi oleh kader-kader terbaik Partai Golkar.

Namun, seiring waktu berjalan, publik mulai mendengar bahwa jadwal Musda mengalami penundaan.

Pada awalnya, alasan tersebut masih bisa diterima, karena berkaitan dengan bulan suci Ramadan, yang dinilai kurang tepat jika diisi dengan aktivitas lobi-lobi politik yang berpotensi tidak etis.

Sayangnya, penundaan itu tidak berhenti di situ. Jadwal Musda kembali ditunda, kali ini dengan alasan-alasan yang terkesan mengada-ada.

Mulai dari jadwal Ketua Umum yang padat, hingga alasan hotel yang disebut penuh — narasi yang sulit diterima akal sehat.

Belakangan, barulah terungkap makna di balik penundaan ini. Dalam rapat internal DPD Partai Golkar Lampung, diputuskan bahwa Musda akan digelar pada 31 Agustus 2025.

Namun, keputusan ini berdampak pada tujuh DPD kabupaten/kota yang masa baktinya sudah habis, sehingga akan ditunjuk Pelaksana Tugas (Plt) sebagai pengganti sementara.

Inilah yang memunculkan kecurigaan: bahwa penunjukan Plt justru digunakan sebagai manuver untuk mengamankan suara dalam Musda. Sebuah tindakan yang dinilai bertentangan dengan aturan dan etika internal Partai Golkar.

Maka, izinkan kami menyampaikan:

Sudah, Bang…
Ikhlaskan saja. Ini bukan era Abang lagi.

Berikan ruang kepada kader-kader muda yang sudah matang untuk mengambil peran dalam kepemimpinan Partai Golkar Lampung.

Apa lagi yang hendak dikejar, Bang?

Menjadi pengurus DPD sudah entah berapa periode. Menjadi anggota DPRD sudah 3, 4, bahkan 5 periode.

Baca Juga:  Jelajah Hukum Terkait Penanganan Laporan atas dugaan pengrusakan tanam tumbuh di atas tanah 23 SHM Milik Masyarakat Way Kanan

Mencalonkan diri sebagai kepala daerah pun sudah pernah dilakukan, meskipun belum berjodoh.

Saat ini, era telah bergeser. Kader-kader yang memimpin partai di tingkat provinsi banyak yang berusia 40 hingga 50 tahun. Bahkan Gubernur Lampung, sebagai pembina politik, juga masih berusia kepala empat.

Sudahlah, Bang…
Jabatan tidak akan dibawa mati. Tapi nama baik dan kesan kepemimpinan yang bijak akan dikenang sepanjang masa, bahkan hingga ke anak cucu.

Kalau pun kondisi fisik dan pikiran Abang masih sehat, mari mengabdi di ruang yang lebih luas.

Di organisasi sosial, di lingkungan masyarakat, atau menjadi pengurus masjid.

Seperti kata kakek saya, bisa jadi itu adalah proyek akhirat — bekal amal yang akan menyertai saat kembali ke haribaan-Nya.
Salam hormat,
Mahalli AS
Kader akar rumput

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed