oleh

Musda Golkar Lampung, Lagu Lama Kaset Baru

-Opini-88 views

Seperti biasanya, setelah tertatanya posisi jabatan politik nasional dan daerah tiap lima tahunan, maka partai politik di semua tingkatan mulai mengevaluasi kinerja pengurusnya.

Sebagai partai besar dan kokoh, Partai Golkar juga melakukan konsolidasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Jika partai lain yang sedang dan kecil bisa melaksanakan konsolidasinya dengan lancar dan dinamika ala kadar saja, maka untuk partai yang punya slogan “Suara Golkar Suara Rakyat” memang berbeda.

Bahkan, untuk penentuan jadwal saja, mesti ada permainan undur-undur dengan alasan bulan suci hingga hotel sudah terbooking.

Di balik perjuangan kader-kader mapan dan sukses yang memiliki jabatan politik, mereka bergerak dengan cara masing-masing; ada yang bottom to top, ada juga yang top to bottom, tentunya dengan gaya dan strategi sesuai kemampuan dan karakter masing-masing.

Kader Petarung: langsung ke sasaran merekrut pemilik suara untuk komitmen, lalu cas cis cus.

Kader Penghubung: sibuk silaturahmi dan lobi dengan pemilik power dan logistik, yang akhirnya berhasil dipadukan sehingga lengkaplah pijakannya: dua kaki.

Kader Panggung: melakukan silaturahmi dengan semua pihak, namun tidak fokus sehingga hasilnya tidak siap untuk terjun berlaga di Musda.

Dinamika yang terpublikasi dalam beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa kader penghubung lah yang akan ditetapkan sebagai nakhoda Partai Golkar Lampung.

Harapan akan hadirnya perubahan baru yang lebih baik tampaknya tipis. Mengingat hasil capaian Pileg dan Pilkada 2024, sulit rasanya bagi Golkar Lampung untuk bangkit jika dipimpin oleh kader lansia, yang bahkan untuk mengondisikan

Musda ini saja harus berbulan-bulan melakukan silaturahmi ke Om ARBain di BT Lt. 46. Jangan berharap banyak, sebab ini bukan sosok yang tepat untuk mengelola partai, apalagi untuk merekrut suara dan dukungan rakyat. Rapor kinerjanya pun merah.

Baca Juga:  Jebakan Batman

Kecuali, tentu saja, jika Golkar hanya dijadikan tunggangan pribadi-pribadi kadernya untuk mendapatkan jabatan politik semata.

Jika dinamika saat ini adalah cerminan nyata dari hasil Musda, maka Golkar diprediksi akan tetap menjadi “penjaga kebun”. Dan ini berarti:
PG = Partai Gulakuning (Semoga tidak demikian).

Ditulis oleh: Mahalli AS (Kader Golkar / SOKSI)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed