Dalam peta ketahanan keamanan nasional, pendekatan human security yang mengedepankan kedekatan dengan masyarakat lokal semakin menunjukkan signifikansinya.
Figur seperti AKBP Riki Ganjar Gumilar, Kapolres Malaka, hadir sebagai representasi dari transformasi Polri yang tidak hanya bertumpu pada pendekatan konvensional.
Baru saja, Kapolres Malaka ini hadir dalam Acara Hisa Uma Adat (Atap Rumah Adat) Uma Dato Nonot Forenain di Desa Babulu. Kehadirannya bukan sekadar seremonial. Dengan penuh kehangatan, beliau turut serta dalam prosesi adat penyerahan alang-alang dan bahkan larut dalam kegembiraan, menari Tebe bersama masyarakat. Momen ini menjadi simbol nyata dari Polri yang humanis dan membumi, di mana aparat dan rakyat bersatu tanpa sekat.
*Komitmen di Berbagai Sektor*
Kepemimpinan AKBP Riki Ganjar Gumilar di Malaka ditandai dengan berbagai inisiatif yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat:
· Penegakan Humanis: Anggota Komisi III DPRD Malaka, Yuventus Adrianus Bere, memuji kapasitas Kapolres yang responsif dan humanis, serta komitmen kuat dalam penegakan hukum di wilayah perbatasan.
· Pelayanan Publik: Polres Malaka menetapkan standar pelayanan publik yang ramah kelompok rentan, menunjukkan perhatian pada keadilan yang inklusif.
· Ketahanan Pangan: Kepeduliannya melampaui tugas pokok, dengan memimpin langsung kegiatan penanaman dan panen jagung bersama petani untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
*Analisis Pendekatan: Community Policing vs Event Security*
Jika kita membandingkan pendekatan yang diterapkan Kapolres Malaka dengan pola pengamanan di daerah lain, terlihat perbedaan filosofi yang menarik.
Di berbagai festival besar seperti Festival Erau Adat Kutai, pendekatan keamanan cenderung mengedepankan aspek event security dengan penjagaan ketat, personel berseragam, dan pengendalian kerumunan secara fisik.
Sementara yang ditunjukkan AKBP Riki Ganjar Gumilar adalah contoh sempurna community policing yang mengutamakan kedekatan emosional.
Dengan menari Tebe dan terlibat langsung dalam prosesi adat, beliau membangun kepercayaan yang menjadi fondasi keamanan preventif.
Pendekatan humanis ini justru menciptakan rasa aman yang lebih organik dan berkelanjutan dibandingkan pengamanan reaktif berskala besar.
*Keamanan yang Lahir dari Kekerabatan*
Keberhasilan membangun kamtibmas tidak melulu diukur oleh jumlah personel, tetapi juga pada kedalaman empati dan penghormatan pada budaya.
Melalui partisipasinya dalam acara adat Hisa Uma Dato Nonot Forenain dan berbagai inisiatif humanis lainnya, Kapolres Malaka AKBP Riki Ganjar Gumilar membuktikan bahwa keamanan yang berkelanjutan lahir ketika polisi tidak hanya berada di tengah masyarakat, tetapi juga berasal dari hati dan diterima dalam kekerabatan masyarakat itu sendiri.
#KapolresMalaka #PolriHumanis #CommunityPolicing #BudayaLokal #KamtibmasHumanis










Komentar