Wonosobo, Analisis.co.id – Pemda Wonosobo menggelar Musrenbang RPJMD (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) 2021-2026 bertempat di pendopo Bupati.
Dalam Musrenbang tersebut Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat membahas Indeks kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan, masih sangat rendah, kemiskinan di Kabupaten Wonosobo masih tinggi, Daya saing ekonomi dan perluasan tenaga kerja, Angka Stunting di Wonosobo masih tinggi, Infrastruktur dan kondisi wilayah dan Kualitas lingkungan hidup dan bencana.
Wakil Bupati M Albar menyampaikan program 5 program unggulan yaitu Wonosobo Maer yaitu upaya peningkatan jalan kecamatan, wisata, dan desa; 2) Destinasi wisata.Dieng, Telaga Menjer, Candiasan, Bedakah, Gunung Lanang, Waduk Wadaslintang dan Pengembangan layanan publik dan layanan Disabilitas.
Program ke dua Wonosobo sehat yaitu mengenai penanganan yang baik.
Prestasi Olahraga, sarana prasarana olahraga, gelanggang olahraga dan sport di Wonolelo. Halal Food; Kampung halal dan aman; Pengembangan layanan RSUD Sedjonegoro
Program ke tiga adalah Wonosobo Pinter; program ke empat menciptakan Wonosobo resik dan ke lima Wonosobo jogo Tani dan noto pasar.
Setelah mendengarkan program yang telah disusun oleh Pemda yang disampaikan Bupati dan Wakil Bupati dalam rangka penyempurnaan tersebut Dandim 0707/Wonosobo Letkol Czi Wiwid Wahyu Hidayat memberikan beberapa masukan antara lain sinergitas TNI, Polri dan Pemda dalam pelaksanaannya adanya kesamaan visi dan misi sehingga permasalahan bisa cepat terselesaikan.
Pemerintah harus bisa menunjukan kiprah peran serta dalam menyelesaikan apa yang butuhkan oleh masyarakat, saat ini masyarakat sudah berbicara akan permasalahan yang terjadi didaerah. Pemerintah harus mendengarkan permasalahan yang ada sehingga permasalahan tersebut harus ditangani dengan serius.
Letkol Czi Wiwid Wahyu Hidayat juga mengingatkan bahwa Wonosobo sebagian besar masyarakatnya merupakan daerah pertanian. Dalam bidang pertanian banyak permasalahan yang terjadi mulai dari pupuk tingkat polusi kimia cukup tinggi, subsidi yang kurang tepat, dan harga pertanian yang tidak stabil. Dan masih adanya data yang tidak valid sehingga bantuan tidak tepat sasaran.
“Saat ini reformasi birokrasi pemerintahan harus tepat sasaran, yaitu dengan cara meningkatkan kemampuan SDM aparaturnya. Dengan adanya peningkatan tersebut maka akan berimbas pada pelayanan kemasyarakat semakin meningkat,” ucap Dandim.
Tidak lupa Dandim menyoroti masalah pendidikan di Wonosobo saat ini masih banyak ditemukan anak–anak mengenyam pendidikan setingkat SMP saja, ditemukan kurikulum pendidikan antar kecamatan yang berbeda, ditemukan adanya pungutan dengan alasan infak padahal biaya pedidikan dasar sudah ditanggung pemerintah, dan masih ada permasalahan lainnya sekitar pendidikan untuk itu agar Wonosobo bisa maju maka pendidikan harus dibenahi.
“Tidak kalah, masalah insfrastruktur banyak yang rusak, untuk itu perlu adanya pendataan mana yang menjadi keseriusan demi kemajuan bersama. Masalah ketertiban pasar yang belum tertata dengan baik,” tegasnya.
Wonosobo sebagai tempat tujuan wisata karena alamnya yang sangat baik, akan tetapi masalah perijinan yang tidak baik, menyebabkan banyak investor yang mau masuk akan tetapi saat mengajukan perijinan diperlakukan kurang baik sehingga mereka tidak jadi masuk dan banyak pelaku usaha yang tidak mengajukan ijin sehingga tidak memberikan pendapatan ke daerah.
Banyak bangunan yang menyalahi aturan seperti membangun diatas sungai atau dibibir sungai, membangun gedung usaha terlalu mepet dengan jalan sehingga saat parkir menggunakan bahu jalan. Ini menjadi masalah tersendiri.
Pemanfaatan sumber daya yang kurang maksimal, seperti Wonosobo merupakan sumber air yang sangat melimpah dan kualitas bagus, saat ini potensi tersebut dikelola oleh perusahan swasta.
“Untuk itu dalam upaya meningkatkan kesejahterauuan maka perlu perlu adanya pembenahan-pembenahan,” pungkas Dandim. (2ti)
Komentar