Kota Metro– Badan Pusat Statistik (BPS) Cabang Kota Metro menyebutkan Kota Metro saat ini menjadi salah satu daerah di Provinsi Lampung yang diminati bagi para Pengusaha maupun Investor.
Hal itu di ungkapkan Kepala BPS Metro, Wintarti Dyah Indriani, Rabu (09/11/2022). Ia mengatakan bahwa, Berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) Badan Pusat Statistik RI pada tahun 2018, total rata-rata pengeluaran rumah tangga non konsumsi rumah tangga mencapai Rp 6.469.250,-/bulan.Sedangkan, untuk pengeluaran rumah tangga konsumsi sebesar Rp 5.757.063,-/bulan.
“Artinya, pengeluaran rumah tangga konsumsi, Kota Metro justru lebih rendah dibandingkan Kota Bandar Lampung. Untuk pengeluaran rumah tangga konsumsi di Kota Bandar Lampung sebesar Rp 8.089.825,-/bulan. Sedangkan, untuk pengeluaran rumah tangga non konsumsi di Bandar Lampung hanya sebesar Rp 1.977.081,-/bulan,” ucapnya.
Menurutnya, Kota Metro bukanlah kota dengan biaya hidup termahal, jika dilihat dari kategori data pengeluaran rumah tangga konsumsi hasil Survey Biaya Hidup (SBH) BPS RI pada tahun 2018.
Ia menguraikan, bahwa dari data Survey Biaya Hidup 2018 BPS RI sendiri, merangkum dua kategori pengeluaran rumah tangga, yakni Pengeluaran Rumah Tangga Konsumsi, serta Pengeluaran Rumah Tangga Non Konsumsi.
“Jika dilihat dari kacamata ekonomi, di Kota Metro justru terjadi pertumbuhan ekonomi. Bahwa Kota Metro diminati untuk pengembangan di bidang usaha, karena pengeluaran non konsumsinya lebih tinggi dibandingkan Bandar Lampung,” tuturnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, Terdapat dua kategori pengeluaran rumah tangga yakni konsumsi dan non konsumsi. Sementara untuk pengeluaran rumah tangga konsumsi misalnya ; sandang pangan, kebutuhan jasa serta barang habis pakai lainnya. Sedangkan, untuk
pengeluaran rumah tangga non konsumsi misalnya; investasi usaha, dana pengeluaran usaha, tabungan deposito, pembayaran angsuran hingga tabungan ibadah.
“Untuk pengeluaran konsumsi kita itu berada di bawah Bandar Lampung angkanya. Jadi lebih tinggi biaya hidup di Bandar Lampung sebenarnya. Tapi untuk yang pengeluaran non konsumsi, kebetulan sampel (responden-red) kita waktu itu di tahun 2018 untuk Metro itu banyak yang pengusaha, sehingga pengeluaran untuk usaha tercatat di dalam pendataan SBH tahun 2018, itu yang menyebabkan pengeluaran non konsumsi di Kota Metro menjadi lebih besar dibandingkan Bandar Lampung,” ungkapnya.
Wintarti menilai, jika dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi justru posisi itu menguntungkan Kota Metro. Karena Kota Metro diminati para pengusaha atau investor untuk pengembangan usahanya.
“Artinya bahwa pada saat tahun 2018 itu untuk dunia usaha sepertinya cukup bagus ya, ternyata banyak orang-orang yang merintis usaha sehingga pengeluaran untuk usahanya menjadi lebih besar tahun 2018 itu yang kebetulan mereka terkena sampel kita, sampel SBH tahun 2018,” tandasnya.
Untuk diketahui, Survey Biaya Hidup BPS RI merupakan agenda lima tahunan, yang saat ini juga sedang berjalan dan hasilnya diagendakan akan dipublikasikan pada tahun 2024 mendatang. (Rahmat).
Komentar