Jakarta – Mendagri Tito Karnavian menyebut pers sebagai pilar ke empat demokrasi di Indonesia yang sejajar dengan eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pers sebagai pilar yang sangat penting untuk kehidupan demokrasi di negara Indonesia.
“Pertama saya mengucapkan selamat ulang tahun Pers Ke-78 semoga Pers semakin jaya, ” kata Tito Karnavian dalam Konvensi Media Massa di Candi Bentar, Putri Duyung, Ancol, Jakarta, Senin (19/02/2024).
Menurut Tito, kegiatan Konvensi Media Massa ini sangat menarik tentunya dengan keberadaan pers itu sendiri, karena kita ngomong sedikit saja bisa sampai ke mana-mana. Dan omongan itu juga bisa disampaikan secara positif bisa juga positif dan sebaliknya juga negatif.
Untuk tema dari konvensi media massa sebagaimana yang ditetapkan oleh panitia hari presiden sangat cocok untuk kondisi saat ini. Terutama secara umum peran pers termasuk kaitannya dengan adanya digitalisasi teknologi informasi dan bagaimana per nantinya Hidupnya akan seperti apa.
Mantan Kapolri ini juga mengutip dari Alvin Topler dalam judul bukunya ‘gelombang ketiga’ bahwa akan terjadi revolusi ketiga dalam kehidupan manusia. Revolusi pertama terjadi ketika manusia menemukan cara untuk beternak dan bercocok tanam.
“Tadinya terjadi perubahan perpindahan manusia dari suatu tempat atau nomaden. Tapi setelah manusia menemukan cara untuk bercocok tanam maka mereka selanjutnya menetap, ” kata Tito.
Revolusi selanjutnya muncullah desa kota lalu ditemukannya teknologi Industri sehingga merubah semua urusan manusia. Dampak dari penemuan teknologi industri ini salah satunya adalah munculnya alat perang maka kecil kemungkinan orang yang menggunakan tombak bisa menang melawan orang yang menggunakan tank baja
“Termasuk seseorang yang naik kuda bisa mengalahkan pesawat, ” katanya.
Baru kemudian lanjut Tito ditemukanlah teknologi informasi yang betul-betul merubah semua urusan manusia termasuk juga dalam urusan pers atau media massa dan sosial media. Bahkan banyak sekali dalam berbagai literatur saat ini terjadi pertarungan antara media sosial dan media konvensional dalam bentuk opini publik.
” Bahkan ada yang berhipotesa ke depan sosial media akan multi fungsional atau lebih berpengaruh dibanding konvensional media. Maka dengan adanya kemajuan tersebut ini adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari, ” Pungkas Tito. (*)
Komentar