Bandar Lampung-Akademisi Universitas Lampung (Unila) Yusdianto meminta Wakil Gubernur (Wagub) Lampung Chusnunia Chalim agar berdiri diatas semua golongan dan tidak memihak. Karena menurut Yusdianto dalam dalam sumpah jabatan wakil kepala daerah yang diucapkan, ketika memangku jabatan untuk memenuhi kewajiban sebagai wakil kepala daerah dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh UUD 1945, dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya.
“ Bila dugaan itu benar, jadi patut diingatkan dan disampaikan bahwa selaku pimpinan daerah sejatinya berdiri diantara semua golongan terlebih tidak memihak salah satu golongan,”jelas alumni Universitas Padjajaran saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kamis (24/9).
Jika melihat dari pertemuan dan isi berita di maksud, sambung Yusdianto, dari pertemuan dengan mengumpulkan kepala desa, tentu menjadi peristiwa yang patut disayangkan apalagi dibenarkan. Dengan menjadikan kekuasaan sebagai mesin demokrasi untuk pemenangan satu calon yang diusung.
“Dalam pilkada yang sejatinya dilaksanakan secara fair play menjadi luntur dan dibenarkan. Hemat saya ada tiga prilaku pejabat dalam gelaran pilkada selalu terjadi dalam penggunaan fasilitas jabatan, seperti a) birokrasi sebagai “institusi pemerintah” yang memegang peranan politik amat penting dalam penentuan kebijakan pemerintah di daerah, yang berujung kepada dominasi budaya politik primodial kesukuanisme, sehingga independensi pelayanannya menjadi lemah dan tidak netral. b) birokrasi dijadikan tameng dalam memahami budaya politik elit” untuk memenangkan calon dari parti yang diusulkan terlebih yang bersangkutan jg sebagai Ketua Partai. c) menyuburkan budaya klonialisme (feodalisme)dan klintenisme yang yang melekat pada prilaku pejabat birokrasi yang menganggap pemimpin pemerintahan sebagai raja yang selalu benar dan harus diikuti oleh bawahan,”urai Yusdianto.
Sebagai Wakil Gubernur, kata Yusdianto, Nunik mampu memberikan teladan dan menjunjung tinggi prinsip demokrasi.
“Sudah sewajarnya pemimpin daerah sepeti Ibu Wagub sebagai pelaksana kebijakan dan pemegang kekuasaan dan kewenangan dalam pengelolaan anggaran dan sumber daya di dalam birokrasi. memberikan tauladan dan menjujung tinggi prinsip sebuah demokrasi. sehingga gelaran pilkada yang tengah berlangsung berlangsung secara jujur adil,”katanya.
Diketahui Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim diduga mengumpulkan beberapa kepala desa dan kepala dusun Kabupaten Lampung Timur di salah satu Ruang Rapat Kantor Pemerintah Provinsi Lampung, Selasa (22/9/2020) malam lalu ,yang terindikasi terkait pengamanan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di kabupaten setempat, juga membahas strategi pemenangan calon yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa.
Namun hal itu dibantah oleh Kepala desa Sumberejo Kadri, Dia menjelaskan jika pertemuan itu hanya untuk meminta dukungan pembangunan di Kecamatan Waway Karya.
“Saya mengajukan aspirasi kepada Ibu Wakil Gubernur karena beliau berasal dari kecamatan kami dan pernah menjabat sebagai Bupati Lampung Timur,” ujar Kadri.
Kadri menyebutkan hanya ada 10 Kepala Desa di Kecamatan Waway Karya yang hadir pada rapat tersebut.
Ke- 10 Kepala Desa tersebut yakni Desa Sumber Rejo, Ngesti Karya, Marga Batin, Sidorahayu, Karang Anom, Sumber Jaya, Karya Basuki, Tanjung Wangi, Tri Tunggal dan Mekar Karya.
“Sudah jelas, kemarin itu tidak ada kepala dusun, kami meminta aspirasi ke Ibu Wakil Gubernur terkait pembangunan, bukan membahas politik,” katanya.
sementara itu, Kepala Sub Bagian Komunikasi Pimpinan, Biro Administrasi Pimpinan Provinsi Lampung Elfrida Purba mengatakan pertemuan dengan masyarakat Kabupaten Lampung Timur pada Selasa (22/9/2020) untuk mendengarkan aspirasi demi kemajuan pembangunan didaerah tersebut.
Elfrida yang juga hadir sebagai notulensi pada rapat tersebut menyebutkan tidak ada sama sekali unsur politik yang dibahas.
“Tidak sama sekali membahas politik,” ujar Elfrida saat dikonfirmasi, Rabu (23/9/2020).
Elfrida menjelaskan memang benar adanya rapat di Ruang Kerja Wakil Gubernur namun hanya bersama kepala desa di Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur tanpa adanya kepala dusun, namun terkait program pembangunan bukan mengenai isu politik.
Ia menyebutkan agenda tersebut juga tanpa direncanakan, namun kehadiran para kepala desa diterima baik oleh Wakil Gubernur.
“Mereka menghubungi kami ingin menghadap, ibu menerima mereka bertamu, tapi yang dibahas soal pembangunan di Lampung Timur, itu saja,” katanya.(Bung)
Komentar