oleh

Wahyu Alami Kelumpuhan, Saat Ini Butuh Kursi Roda

-Pesawaran-488 views

Pesawaran (analisis.co.id) –
Hati orang tua mana yang tak akan terluka saat melihat buah hatinya tengah jatuh sakit.

Beragam pengorbanan pun akan rela dilakukan setiap orang tua demi kesembuhan anak mereka.

Pria berusaha 47 tahun ini menjalani kehidupan yang tidak mudah. Ia harus melakoni peran ibu rumah tangga demi merawat anaknya yang tengah menderita lumpuh seluruh tubuh.

Dengan kondisi fisiknya yang lemah, mereka hanya bisa pasrah menerima takdir. Nyaris mustahil baginya untuk bisa bersekolah seperti anak-anak lain di desanya. Mereka tak bisa berbuat apa-apa, semua aktivitas harus bergantung pada bantuan orang tuanya.

Seperti kisah sedih yang dialami pasangan Bapak Asmani (47) dan Ibu Sundari (43) warga Dusun VII, Desa Sukaraja, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran tak seberuntung dari keluarga lainnya.

Kesedihan Asmani tak terhindar ketika menceritakan pahit getirnya kehidupan yang dialami keluarganya, kepada media analisis.co.id saat bincang-bincang santai di kediamannya, Rabu (28/4/2021).

Anak dari pasangan Asmani dan Sundari ini, sejak 8 tahun lalu sudah mengalami kelumpuhan.Tangan dan kakinya tidak dapat berfungsi layaknya orang normal. Bahkan, gangguan pada fisiknya itu juga telah mempengaruhi organ lainnya dan selama itu pula dia tak bersekolah seperti teman-teman sebayanya.

Dari buah perkawinanya, mereka dikaruniai tiga orang anak. Dua perempuan dan satu laki-laki.

Bersama tiga buah hatinya itu, Asmani bersandar hidup dirumah mertuanya di Dusun VII Desa Sukaraja. Akibat keterbatasan ekonomi dan ditambah lagi kebutuhan obat untuk anaknya, membuat dirinya terpaksa tinggal dirumah berukuran 6×6 meter dan berdindingkan dabak geribik.

Asmani, sang ayah bercerita bahwa penyakit yang diderita anaknya bukan bawaan dari lahir. “Dulu Wahyu tidak seperti ini sejak lahir sehat. Begitupun dengan kondisi fisiknya sehat dan gemuk. Dia normal seperti anak-anaknya yang lain,” cerita Asmani.

Baca Juga:  Miris, Sekeluarga di Karang Anyar Tinggal di Rumah Tak Layak Huni selama 10 Tahun

Dikatakan Asmani, Wahyu Hidayah Fateha anak ketiganya, mengalami kelumpuhan sejak usianya sekitar 7 tahun. Bahkan kala itu anaknya sempat mengenyam pendidikan hanya kelas 1 pada SDN 1 Gedong Tataan. Namun apalah daya, penyakit yang dideritanya membuat Wahyu tidak bisa melanjutkan pendidikan.

“Saat pulang sekolah, waktu itu Wahyu terjatuh di dekat rumah dan ia hanya menangis saja. Pada hari kedua dia pergi ke sekolah seperti biasa dan hendak pulang sekolah itulah dia sudah gak bisa jalan lagi. Jadi sampai sekarang ini sudah 8 tahunan. Iya gak bisa aktifitas,mau tidur mau buang air di gendong gak bisa ngapa-ngapain,”papar pria tiga anak ini.

Asmani mengaku berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengobati sibuah hatinya. Mulai dari pengobatan medis hingga pengobatan tradisional, tetapi tidak membuahkan hasil. Bahkan tim medis RSU. Urip Somoharjo menyarankan anaknya untuk di rujuk ke RS Jakarta.

“Sudah saya membawa Wahyu Ke Rumah Sakit Urip Sumoharjo di Bandar Lampung.Tapi mereka menyuruh kami untuk ke RS Cipto, dengan dalih mereka tidak mengetahui diagnosa penyakit apa,” imbuh Asmani dengan mata yang berkaca-kaca.

Meskipun demikian, berbagai upaya sudah dilakukan keluarga Asmani untuk mengobati Wahyu. Mulai dari pengobatan medis berkali-kali hingga pengobatan tradisional, tetapi tidak membuahkan hasil.

“Sebagai orang tua sudah maksimal dalam memperjuangkan kesembuhan sang buah hati.Hasilnya tetap sama. Mungkin tak terhitung lagi berapa biaya yang kami keluarkan untuk pengobatan anak lelakinya.Namun apalah daya, sejak saat itu dirinya merasa kesulitan ekonomi yang menderanya selama ini menjadi hambatan terbesar bagi keluarganya,”tuturnya dengan nada sedih.

“Saya ikhlas menerima semua ini dan tetap merawat semua anak saya dengan penuh kasih sayang,” ungkapnya.

Baca Juga:  Diduga Pencemaran Nama Baik, Direktur RSUD Pesawaran Bakal di Laporkan

Oleh karena itu, Asmani berharap agar dapat membantu aktifitas Wahyu, dirinya ingin sekali memberikan kursi roda untuk anak kesayangannya. Namun hingga kini belum dapat terwujud. Untuk itu dirinya pun berharap ada para dermawan
yang mengwujudkan ke inginan anaknya.

“Terimakasih bapak-bapak media. Saya berharap dengan ini para dermawan membantu ke inginan anak saya. Apa lagi ini menjelang lebaran, kan mau ketemu saudara-saudaranya. Yang repot gotong kekamar mandi karena jauh. Beratnya 60 kilo pak” tandasnya.

Sementara itu Wahyu Hidayat Fatehah ketika di ajak berbicara, dengan terbata-bata mengatakan ingin sekali kursi roda. ” Iya kursi roda, puasa..iya pasa…puasa,”pungkasnya. (zainal/nardi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed