oleh

Marindo, Dari Menggala ke Balai Keratun

Di sebuah kampung kecil di tepian Sungai Tulang Bawang, tepatnya di Menggala, tanah yang sudah harum namanya sejak ribuan tahun silam, seorang anak lelaki lahir pada 6 Desember 1980. Tanah itu bukan sembarang tanah.

Dalam catatan perjalanan seorang Biksu Buddha dari China, I Tsing, tertulis sebuah tempat bernama To-Lang P’o-Hwang, yang diyakini sebagai cikal-bakal Tulang Bawang.

Tanah bersejarah yang dahulu masuk dalam wilayah Lampung Utara itu kini berdiri sebagai kabupaten yang telah melahirkan banyak tokoh besar. Dan Marindo Kurniawan, adalah salah satu di antaranya.

Dia bukan siapa-siapa. Dia hanya anak kampung biasa. Masa kecilnya berlari di jalanan berdebu, menyusuri ladang, dan membasahi kaki di tepian sungai  Way Tulang Bawang yang tenang. Di SDN 2 Menggala, dia mulai mengenal huruf dan angka, membangun mimpinya perlahan-lahan. Lulus pada tahun 1992, dia melanjutkan ke SMPN 1 Menggala. Hari-harinya diisi dengan cita-cita yang masih samar, seperti kabut yang menggantung di pagi hari di kampungnya.

Namun hidup memberinya jalan. Tiga tahun kemudian, kedua orang tua Marindo memberanikan diri menapaki aspal Bandarlampung, kota yang baginya tampak seperti dunia yang jauh lebih besar.

Di SMUN 2 Bandarlampung, ia menghabiskan masa remajanya. Ia bukan siswa yang banyak bicara, tapi dalam diamnya, ia menyimpan cita-cita menjadi orang yang berguna.

Selepas SMA pada 1998, ia melanjutkan ke Universitas Lampung, menggenggam gelar Sarjana Teknik pada 2003. Tapi bagi Marindo, ilmu tak berhenti di situ. Ia menekuni Magister Manajemen yang ia selesaikan pada 2005. Lalu, setelah berpuluh tahun mengarungi jalan terjal birokrasi, ia menuntaskan gelar Doktor Ilmu Ekonomi pada 2023, sebuah capaian yang menjadi mahkota bagi perjuangannya.

Baca Juga:  Legislator Muda Balam Pimpin DPC PKB

Karirnya dimulai dari titik nol, sebagai ASN golongan II/a di Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang. Ia mengawali dengan kesabaran, mengelola data, laporan, dan angka-angka yang tak semua orang mau memahaminya. Perlahan, langkahnya naik satu per satu.

Tahun 2008, ia dipercaya menjadi Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan di Dinas Pendapatan Daerah Tulang Bawang. Tiga tahun kemudian, ia menjabat sebagai Kepala Bidang Pengadaan, lalu Kepala Bidang Anggaran di BPKAD Tulang Bawang. Birokrasi mengajarkannya tentang ketelitian dan keteguhan hati.

Tahun 2014 menjadi babak baru. Ia pindah ke Pemerintah Provinsi Lampung, menduduki jabatan Kepala Bagian Anggaran di Biro Keuangan Setdaprov Lampung. Ia terus menanjak, menjadi Kabid Anggaran di Badan Keuangan Daerah pada 2017, lalu menjadi Plt. Kepala BPKAD Provinsi Lampung pada 2020 hingga akhirnya resmi menjabat Kepala BPKAD pada 2021.

Tidak berhenti di sana. Tahun 2024, kepercayaan itu datang: ia ditunjuk menjadi Penjabat Bupati Pringsewu, memimpin sebuah kabupaten dengan segala dinamikanya. Tanggung jawab itu ia pikul dengan sepenuh hati.

Selama perjalanan karirnya, Marindo telah mengukir berbagai penghargaan:

Lencana Bakti Inovasi Desa dari Kemendes PDTT (2024)

Satyalancana Karyasatya X dan XX Tahun dari Presiden RI (2014 dan 2024)

Satya Lencana Adhitya Karya Mahatva Yodha Utama dari Karang Taruna Lampung

Lencana Pancawarsa III dari Pramuka Lampung (2023)

Lulusan Terbaik Tingkat Fakultas dan Universitas pada program Doktor di Universitas Lampung (2024)

Namun di balik kesibukannya mengurus keuangan daerah, Marindo tetap seorang kepala keluarga. Ia menikah dengan Agnesia Bulan Rurianti, dan dianugerahi dua anak yakni Kalila Aulia Amauri Shalta dan Kalevi Abiyu Amauri Shalta.

Ia adalah ayah yang sederhana, suami yang hangat, dan pejabat yang tetap pulang ke rumah dengan senyum yang sama seperti saat ia meninggalkan kampung Menggala dulu.

Baca Juga:  Gubernur Arinal Tinjau Posko Gugus Tugas Kota Metro

Dan  pada 20 Juni 2025, di Balai Keratun Lantai III, sejarah kecil itu mencapai puncaknya. Ia resmi dilantik sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, jabatan tertinggi ASN di provinsi yang bukan hanya memegang kendali birokrasi, tetapi juga menjadi pusat pengambilan keputusan strategis. Bagi sebagian orang, Sekdaprov hanyalah posisi administratif, tetapi bagi Marindo, ini adalah ladang pengabdian yang lebih luas.

Sekdaprov bukan hanya tentang kursi empuk dan ruangan mewah. Ini adalah jantung pemerintahan. Ia adalah pengendali anggaran, pemegang kendali administrasi, dan sosok yang berdiri di garis depan dalam mengintegrasikan kebijakan gubernur.

Sekdaprov adalah jembatan antara birokrasi dan politik, antara pembangunan dan pelayanan. Ia disebut-sebut sebagai orang kedua setelah gubernur, pengendali irama pemerintahan, bahkan sering menjadi figur yang menentukan arah kebijakan strategis di masa Pilkada.

Bagi seorang ASN, jabatan ini adalah puncak tertinggi, simbol prestise, dan dalam banyak cerita, pintu menuju kemungkinan yang lebih besar.

Dan mungkin, bagi Marindo Kurniawan, perjalanan ini baru saja dimulai. Anak kampung Menggala itu kini memanggul tanggung jawab Lampung di pundaknya. Ia tahu, sejarah kadang menulis garisnya sendiri. Tapi ia juga tahu, bahwa garis itu bisa digoreskan oleh orang-orang yang tidak pernah berhenti berjalan.

Lampung menatapnya. Dan dia, dengan tenang, melangkah ke depan. Selamat Bertugas Marindo Kurniawan, Lampung menanti Kolaborasimu Dengan Karib SMA Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal untuk mewujudkan cita-cita mulia BERSAMA LAMPUNG MAJU. ,Tabik

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed