oleh

Kadis Perikanan Tidur Sama Kebo

-Din Bacut-472 views

Pagi itu kedai Kopi Slemon ( Sekali Minum Langsung Move On) milik Dek Yanti sudah penuh oleh asap kopi dan aroma tahu isi kecambah yang baru diangkat dari wajan.

Meja kayu panjang dipenuhi pelanggan tetap yang hobi nongkrong sambil membahas gosip yang kadang lebih panas dari minyak goreng di dapur.

Rustam Silobilobi, jurnalis senior yang terkenal suka heboh duluan baru cek data, masuk dengan wajah tegang.

“Parah, benar-benar gak bermoral kelakuan Kepala Dinas itu!” serunya lantang.

Dek Yanti langsung menyergah tanpa ampun, “Datang itu pesan Kopi Slemon dulu, Rustam! Jangan langsung nyerocos! Utang kamu di kitab suci aku sudah tebal kayak skripsi mahasiswa tingkat akhir!”

Ubay Gendot mendekat, tangannya masih belepotan sambal tahu isi. “Wah, ada gosip baru ini. Lanjut, Tam. Kita dengerin.”

Din Bacut yang duduk di sudut kedai sambil meniup kopi langsung nimbrung,

“Yang Rustam bilang itu saya tahu. Infonya, sejak Februari 2025 si Lisa Doremi, Kadis Perikanan, sudah nikah sirih sama Chico Kolarkin Sutrismo. Tinggalnya di Apartemen Holden Tolip lantai 17.”

Susi Nonggeng yang baru selesai mengunyah langsung menimpali,

“Ternyata benar desas-desus itu. Bu Lisa Doremi katanya kumpul kebo sama Chico. Padahal masih punya suami!”

Dek Yanti ikut menambahkan, “Loh, si Chico itu sering banget ngopi di sini. Orangnya lumayan, pantes Bu Kadis klepek-klepek. Tapi kalau udah bersuami, ya jangan kumpul kebo lah. Itu mah bukan klepek-klepek lagi, tapi kebablasan.”

Ubay Gendot mendecak, “Suami Bu Lisa itu kan Hardi Sutanto. Lah gimana ceritanya dia tidur di lantai 17 sama tenaga ahlinya?”

Rustam menyilangkan tangan dan mengangkat alis. “Kalian ternyata sudah tahu semua, ya? Bu Lisa kerjaannya ngurusin ikan tapi tidurnya sama kebo.”

Baca Juga:  Sama-sama Dungu

Semua tertawa, tapi percikan sinis di ruangan tetap terasa.

“Kasihan Gubernur Mariza,” kata Din Bacut. “Orangnya soleh, lurus, tapi gak tahu kalau anak buahnya berbuat begitu. Ini bisa mencoreng nama Provinsi Limpunk.”

Dek Yanti meletakkan nampan tahu isi kecambah di meja. “Provinsi bisa dapat penghargaan moral, tapi kalau pejabatnya moralnya bocor begini, ya tamatlah. Mana bisa ikan segar kalau embernya bocor?”

Suasana kedai kembali riuh. Gelas-gelas beradu, tawa melebar, dan gosip mengalir lancar seperti kopi Slemon yang diseduh tanpa ampas.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed