oleh

Usai Rara Lida dan Nabila Nanti Malam Tony Q, Panitia LF Hanya Fokus Goyang Pengunjung?

BANDARLAMPUNG — Usai Rara LIDA, Hijau Daun dan Nabila, sukses getarkan Lampung Fair, pada gelaran hari kelima, giliran biduan reggae kelahiran Semarang 27 April 1961, Tony Q, yang akan ajak rakyat Lampung dan sekitarnya bahkan luar Sumatera, selama satu jam berjoget reggae jamming bareng, di panggung utama Lampung Fair 2022, Lapangan PKOR Way Halim Bandarlampung pada Rabu (2/11/2022) malam.

Penyanyi sejak 1989 plus ikon aliran musik ini bareng grupnya Rastafara, dinilai berjasa mempopulerkan diksi “rambut gimbal” di Indonesia lewat lagu judul sama tahun 1996 silam ini, bakal tampil mulai pukul 21.00 WIB.

Sebelumnya, 16 Oktober lalu sebagaimana disampaikan lewat kanal ofisial Instagram @lampungfair_2022, peraih AMI Award kategori Karya Produksi Reggae/Ska/Rocksteady Terbaik, penama asli Tony Waluyo Sukmoasih ini, menyapa parau para reggae mania juga perindu Lampung Fair.

“Human…! Halo Lampung! Saya Tony Q Rastafara. Datang dan ramaikan acara Lampung Fair 2022 yang akan diselenggarakan di Lapangan PKOR Way Halim Bandarlampung. Acara akan diselenggarakan pada tanggal 29 Oktober sampai 13 November 2022. Dan kita akan tampil pada hari Rabu, 2 November 2022. Datang, kita akan jamming sama-sama dan kita akan nyanyi sama-sama. Salam Damai,” ajak Tony, dalam tayangan video singkat direkam jauh sebelum ada revisi jadwal ditambah satu hari, jadi 14 November.

Bukan sebatas “Hanya Untukmu” reggae mania, berlaku bagi semua “Manteman” yang “Kangen” dengan “Pesta Pantai” di “Republik Sulap”, atau “Witing Tresno” dengan “Paris van Java”, maka “Don’t Worry U Yeaah”, semua yang “Tertanam”, termasuk pesona sembahan di panggung LF 2022, Toni ajak gembira bersama, sebab “Gembira Adalah Obat”, mungkin itu antara lain koleksi lagu yang bakal dilantunkan dan bisa ditonton langsung malam ini.

Baca Juga:  Undangan Menulis Buku Kapsul Waktu

Mana tahu, tembang dia bisa jadi perantara pembuluh rindu pada Bob Marley, legenda musik yang hadir sejak 60-an di Jamaika sana, istilahnya sendiri dikenal merujuk gaya musik khusus yang muncul ikuti dinamika genre pendahulu, ska dan rocksteady ini.

Mana tahu juga, on the backstage, fans bisa tanyai Tony, gimana dinamika reggae di Indonesia yang mulai gema circa 1986 kali pertama lewat band Black Brothers Papua, Black Company. Lalu, Emergency Reggae Band asal Papua (1988), Asian Roots, Asian Force, Abresso, Jaming, Tony Q Rastafara, Gangstarasta 2001, Steven & Coconut Treez 2006, Imanez, Souljah, Ras Muhammad, banyak lagi.

Atau mana tahu, mau bincangi dia, dinamika ciri reggae di Indonesia dulu dan kini, yang sejatinya tak jauh beda aslinya cuma sedikit alami improvisasi tanpa kurangi nilai esensi aliran reggae itu sendiri. Pun soal ciri dasar yang mudah dikenali dari aliran reggae, seperti: berbasis pada gaya ritmis berciri aksen pada off-beat atau sinkopasi (ingat skank), tempo lebih lambat dari ska atau rocksteady, lazimnya miliki aksentuasi ketukan ke-2 dan ke-4 pada tiap bar, gitar rhythm di reggae lebih dominan beri penekanan pada ketukan ke-3 atau menahan kord pada ketukan ke-2 sampai ketukan ke-4 dimainkan, serta tempo dan permainan bassnya lazim lebih kompleks.

“Tiket masuk hari ini Rp20 ribu. Masuk hari kelima, puji syukur kami, telah makin banyak yang beli lewat aplikasi digital BBO. Sampai loket di empat Gate, antri bentar, tempel barcode, selesai. Layanan ticket box tetap dibuka. Band lokal ada Punklepop dan Ini Band,” info bareng Floor Manager Lampung Fair 2022, Arkan Yusuf Arrahman, dan Stage Manager, Angga Martav, Rabu.

Baca Juga:  Ada Praktek KKN di Dispora Lampung?

“Selamat datang di Lampung Fair,” ujar Juru Bicara APINDO Lampung untuk Lampung Fair Mico Periyandho, mendampingi Ketua DPP APINDO Lampung Ary Meizari Alfian.
[Media Center Lampung Fair]

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed